Selasa, 20 Januari 2015

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS ARM

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS ARM
Rahmah Nur Pratiwi1, Sadewo Putra Nursetyanto2, Wahyu Adi Nugroho3, Samuel Beta Kuntardjo4
Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275

Intisari— Keamanan rumah merupakan suatu hal yang penting diperhatikan bagi pemilik rumah, sehingga dalam penelitian ini dibuatlah sistem keamanan rumah berbasis Mikrokontroller ARM NUC120. Sistem keamanan rumah berbasis Mikrokontroller ARM NUC120 ini menggunakan 2 buah sensor yaitu sensor PIR (Passive Infra Red) dan sensor getaran Piezoelektrik. Sedangkan keluaran atau outputnya berupa LED dan buzzer. Sensor PIR sebagai input akan menyalakan LED jika sensor mulai mendeteksi, sedangkan untuk sensor piezoelektrik akan menyalakan buzzer yang berfungsi untuk memberikan peringatan bagi pemilik rumah jika ada keadaan bahaya atau tidak aman.
Kata Kunci : ARM NUC120, Sensor PIR, Sensor Piezoelektrik, LED, Buzzer.

Abstract— Home security is an important things that should be concerned by the owner, so in this study it will be made a home security systems based on ARM NUC120 microcontroller. Home security systems based on ARM NUC120 microcontroller using two sensors which are Passive Infra Red sensor (PIR) and piezoelectric vibration sensor. While the output is LED and buzzer. The Passive Infra Red sensor as the input will be turning on the LED when the sensor starts to detect, meanwhile the piezoelectric sensor will turn on the buzzer that used to gives the warning to the owner if there is an unsafe or danger condition.
Keywords : ARM NUC120, Passive Infra Red sensor, Piezoelectric sensor, LED, Buzzer.



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu teknologi telah membantu mengatasi permasalahan yang timbul di sekitar masyarakat dan meringankan pekerjaan manusia. Kemajuan ilmu teknologi juga banyak dimanfaatkan untuk hal-hal pemantauan atau pendeteksian. Misalnya saja perangkat CCTV yang memudahkan pengguna mengontrol suatu keadaan ruangan. Semakin banyak pencurian yang terjadi ketika rumah dalam kondisi kosong dikarenakan pemilik rumah tidak dapat mengontrol kondisi rumah ketika bepergian.
Selain menggunakan peralatan elektronika, kebanyakan masyarakat menggunakan jasa satpam untuk menjaga rumah. Praktis dengan ini masyarakat perlu mengeluarkan biaya tiap bulannya. Menyadari akan pentingnya hal tersebut di masyarakat, kami berencana untuk membuat “Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Berbasis ARM”.
Sistem keamanan rumah berbasis ARM ini menggunakan dua jenis sensor yaitu sensor PIR dan sensor piezoelektrik. Sensor akan menyalakan output berupa LED dan sensor piezoelektrik akan menyalakan output berupa buzzer.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Bagaimana cara kerja sensor Passive Infra Red?
2.Bagaimana cara kerja sensor piezoelektrik?
3.Bagaimana pengaplikasiannya dalam masyarakat?

1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan rumusan masalah diatas, agar pembahasan terfokus pada perumusan masalah yang akan dibahas, maka ruang lingkup dari alat ini adalah sebagai berikut :
1.Sensor passive infra red sebagai pendeteksi adanya gerakan manusia, dan dapat diatur agar bisa menyalakan LED.
2.Sensor piezoelektrik sebagai pendeteksi getaran jika kaca dipecah, dan diatur agar bisa memnyalakan buzzer.

1.4 Tujuan Pembuatan Alat
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk merancang sistem keamanan rumah berbasis Mikrokontroller ARM dengan menggunakan komponen-komponen masukan dan keluaran yang sudah diselaraskan agar dapat digunakan untuk mengamankan rumah sesuai dengan harapan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan mikrokontroler ARM NUC120 ini.
2.1 Mikrokontroller ARM NUC120
ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32­bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).
Prosesor ARM sering kali ditemukan pada hampir disemua smart phone ataupun tablet. Prosesor ini terkenal memiliki pemrosesan data yang cepat serta hemat daya. Prosesor ARM Cortex-M0 didesain khusus untuk digunakan pada aplikasi mikrokontroler. Sehingga membuat mikrokontroler yang berbasiskan ARM Cortex-M0 sangat cocok untuk pengembangan aplikasi berbasis mikrokontroler.
Nuvoton merupakan salah satu produsen IC yang berpusat di negara Taiwan dan mengembangkan IC yang berbasis mikrokontroler, audio dan komputer, seperti NuMicro, ISD Series (IC perekeman suara / pengenalan suara), Aplikasi Audio (Audio Enhancement), Cloud and Computing IC, dll.


Gambar 2.1 Mikrokontroller ARM Nuvoton

2.2 Sensor Passive Infra Red
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.

Gambar 2.2 Sensor Passive Infra Red

Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
-Lensa Fresnel
-Penyaring Infra Merah
-Sensor Pyroelektrik
-Penguat Amplifier
-Komparator 

Gambar 2.3 Diagram Blok Sensor PIR
Cara kerja pembacaan sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusia).
Jarak pancar sensor PIR
Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Jarak Pancar Sensor PIR

Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.

2.3 Sensor Piezoelektrik
Sensor piezoelektrik adalah peralatan elektronik pasif berfase padat (solid-state) yang dapat merespon perubahan temperature, tekanan, dan yang paling penting merespon sifat fisik (physical properties) pada suatu interface  antara permukaan alat dan fluida atau padatan asing. Perubahan pada sifat fisik antara lain seperti masa jenis, kelistrikan, viskositas, dan ketebalan lapisan. Sensor piezoelektrik beroperasi dengan mengobservasi penyebaran dari suatu gelombang akustik melalui solid-state device. Deteksi sensor dilakukan dengan meninjau korelasi variasi penyebaran gelombang akustik ke sejumlah perekam analyte pada permukaan dan kemudian ke konsentrasi analyte di dalam sampel yang tertangkap sensor atau dikorelasikan dengan perubahan pada sifat fisik dari interfacial thin films.

Gambar 2.5 Sensor Piezoelektrik

2.4 LED (Light Emitting Diode)
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.  Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.

Gambar 2.6 Bentuk dan Simbol LED

Cara Kerja LED
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Gambar 2.7 Cara Menentukan Polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang Flat.
Saat ini, LED telah memiliki beranekaragam warna, diantaranya seperti warna merah, kuning, biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman Warna pada LED tersebut tergantung pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang dipergunakannya.

Kegunaan LED dalam Kehidupan Sehari-hari
Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini. Berikut ini beberapa pengaplikasiannya LED dalam kehidupan sehari-hari.
1.Lampu penerangan rumah
2.Lampu penerangan jalan
3.Papan iklan
4.Backlight LCD (TV, Display Handphone, Monitor)
5.Lampu dekorasi interior maupun eksterior
6.Lampu indikator
7.Pemancar infra merah pada remote control (TV, AC, AV player).

5. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).


Gambar 2.8 Buzzer


III. METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian yang digunakan pada Tugas Proyek ARM adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka: Merumuskan teori secara analisis dengan mempelajari buku – buku yang diperoleh dari catatan kuliah, buku – buku perpustakaan dan mempelajari media internet yang berhubungan rangkaian.
2. Studi Laboratorium: Melakukan penelitian dan pengujian pada beberapa komponen elektronika berdasarkan data spesifikasi. Selanjutnya melakukan pengambilan data pada alat tersebut dan membandingkan dengan hasil teoritis.
3. Metode Diskusi: Mengajukan beberapa pertanyaan kepada dosen pengajar serta rekan – rekan mahasiswa Teknik Elektro.



IV. PERANCANGAN ALAT

Pada bab keempat ini akan membahas tentang perancangan dan pembuatan Rancang Bangun Sistem Keamanan Berbasis ARM. Pada perancangan sistem ini meliputi penentuan spesifikasi alat, perancangan diagram blok, perangkat keras (hardware), perancangan lunak (software), dan prinsip kerja alat.
A. Penentuan Spesifikasi Alat
Dalam perencanaan sistem ini akan dibahas tentang kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, agar alat ini dapat bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu:
1. ARM dapat dinyalakan dengan tegangan suplai sebesar 5 volt dengan menggunakan adaptor.
2. Dalam uji coba ini menggunakan sensor passive infra red dan sensor piezoelektrik dengan tegangan supply 5 volt.
3. Output dari sensor berupa cahaya dan suara ketika mendeteksi adanya gerakan dan getaran.
4. Output menggunakan LED dan buzzer.

B. Perancangan Diagram Blok
Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan rangkaian. Tujuan lain diagram blok ini adalah memudahkan proses perancangan dan pembuatan pada masing-masing bagian, sehingga akan terbentuk suatu sistem yang sesuai dengan perancangan sebelumnya. Diagram blok dari rancang bangun sistem keamanan bebasi ARM ini adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem
-Sensor PIR digunakan untuk menangkap data berupa gerakan manusia, yang kemudian akan masuk ke pengkondisian sinyal yaitu Mikrokontroller ARM.
-Sensor Piezoelektrik digunakan untuk menangkap data atau sinyal berupa getaran yang disebabkan oleh kaca yang dipecah. Data yang diterima sensor ini juga akan diolah oleh pengkondisi sinyal.
-Mikrokontroller ARM digunakan sebagai penyesuai atau pengkondisi sinyal, yang akan mengubah sinyal input menjadi keluaran atau output.
-LED merupakan keluaran dari input sensor PIR. Apabila sensor PIR mendeteksi gerakan maka led hijau akan menyala, sedangkan jika sensor tidak mendeteksi maka led merah yang akan menyala.
-Buzzer dan LED sebagai keluaran dari input sensor piezoelektrik. Jika sensor mendeteksi, buzzer akan berbunyi dan led akan menyala sebagai peringatan atau tanda bagi pemilik rumah.

C. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
Bab ini membahas tentang perancangan dan pembuatan Rancan Bangun Sistem Keamanan Rumah Berbasis ARM yang meliputi pembuatan box, berikut adalah penampakan perangkat keras dari alat ini :

Gambar 4.2 Tampilan Kotak Tampak Depan

Gambar 4.3 Tampilan Kotak Tampak Atas


Gambar 4.4 Tampilan Kotak Tampak Samping

D. Perancangan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak ini berfungsi untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya program.
Diagram alir atau flowchart untuk program menggunakan mikrokontroller ARM ini menggunakan masukan sensor PIR dan piezoelektrik dan keluaran LED serta buzzer sebagai berikut :

Gambar 4.5 Diagram Alir Sistem

E. Prinsip Kerja Alat
Saat sensor PIR pada box pertama bekerja mendeteksi adanya gerakan, sensor tersebut akan menyalakan led hijau. Sedangkan ketika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan, led merah yang akan menyala. Selain itu, alat ini juga menggunakan sensor vibrasi/getaran berupa sensor piezoelektrik. Piezoelektrik bekerja berdasarkan getaran yang disebabkan oleh kaca didalam box kedua yang dipecah. Jika kaca dipecah, maka akan terjadi getaran yang ditangkap atau dideteksi oleh sensor getar/piezoelektrik, kemudian sensor piezoelektrik tersebut akan menyalakan buzzer dan led hijau sebagai tanda atau peringatan bagi pemilik rumah.

V. PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
Pengujian alat ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana sistem keamanan rumah ini bekerja ketika membaca adanya sinyal berupa gerakan manusia dan getaran yang disebabkan oleh kaca yang dipecah.
Apabila sensor PIR membaca adanya gerakan, maka led hijau pertama akan menyala. Jika tidak ada gerakan, led merah lah yang akan menyala. Begitu pula sensor piezo elektrik jika mendeteksi getaran maka akan menyalakan buzzer dan led hijau kedua.



VI. KESIMPULAN


Setelah melakukan percobaan pada Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Berbasis ARM ini, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer dan jarak pancar sensor passive infra red kurang lebih sekitar 5 meter.
2. Secara teoritis sensor PIR hanya bisa mendeteksi gerakan manusia saja, karena suhu tubuh manusia memancarkan infra merah di kisaran panjang gelombang 9-10 mikrometer. Namun apabila ada hewan yang melewati sensor PIR dan suhu tubuhnya memancarakan infra merah di kisaran panjang gelombang 8-14 mikrometer, hewan tersebut tetap bisa terdeteksi.
3. Sensor piezoelektrik mendeteksi getaran dengan frekuensi tertentu. Tipe operasi elemen piezoelektrik bekerja sekitar frekuensi 32 kHz.


4. Ketebalan kaca tidak mempengaruhi kerja sensor piezo elektrik, karena setebal apapun kacanya jika berhasil dipecah maka akan tetap menghasilkan getaran. Getaran yang dihasilkan tersebut harus berada pada frekuensi kerja piezo elektrik agar tetap bisa terdeteksi.







Nama Penulis Rahmah Nur Pratiwi. Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 01 April 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Aisyah Bustanul Athfal IV Kudus, SDN 01 Wergu Kulon Kudus, SMPN 2 Kudus, dan SMAN 1 Bae Kudus. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.12.1.15. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085640525518 atau melalui via email: tiwipratiwi94@gmail.com.



Nama Penulis Sadewo Putra Nursetyanto. Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 11 April 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK ABA 20 Semarang, SDN 01 Jatingaleh, SMPN 17 Semarang, dan SMA Teuku Umar Semarang . Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.12.1.17. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085727106663 atau melalui via email: sadewopn@gmail.com.



Nama Penulis Wahyu Adi Nugroho. Penulis dilahirkan di Semarang tanggal 20 Juni 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK PGRI, SDN Tandang 04-05, SMPN 39 Semarang, dan SMK Muhammadiyah 2 . Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.12.1.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085641275926 atau melalui via email: wahyuadinugroho817@gmail.com.








3 komentar:

  1. saya Fally pasolika dari Politeknik Negeri Padang , Saya mau bikin tugas akhir tentang sistem keamanan rumah juga..tapi rencana nya saya mau bikin dengan menggunakan pintu password, jadi inputan nya masukan password dengan keypad menggunakan arm nuc120.. ada yg bisa bantu ga :) please thanks before :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami juga masih belajar bro....
      butuh bantuan apa, kalau saya bisa nanti saya bantu...

      Hapus
    2. rancangan saya begini bro.. keypad sebagai inputan password menggunakan arm NUC120, nah saya bingung program nya trus pin nya dimana itu :) bisa bantu ga bro? makasih banyak :)

      Hapus