MODUL KONTROL SUHU
DENGAN MIKROKONTROLER ARM NUC120
1Ilham Yuda A. , 2 M. Shofi Al Azmi, 3Samuel Beta, Dr,
Ing.Tech, M.T.
Program Studi
Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang
Intisari - ARM adalah prosesor dengan
arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang
dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC
Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine). Pada
awalnya ARM prosesor dikembangkan untuk PC (Personal Computer) oleh Acorn
Computers, sebelum dominasi Intel x86 prosesor Microsoft di IBM PC kompatibel
menyebabkan Acorn Computers bangkrut. Untuk proyek ini digunakan ARM tipe
NU120.
Modul Kontrol Suhu
memanfaatkan kontrol tegangan AC menggunakan Thyristor. Jika sebuah saklar
thyristor terhubung antara tegangan sumber bolak-balik (Alternating Current
- AC) dan beban, daya yang mengalir dapat dikendalikan dengan mengatur
nilai Vrms AC yang diberikan ke beban. Untuk mengukur suhu digunakan sensor
thermocouple tipe-K yang mampu mengukur suhu tinggi. Nilai dari suhu yang
terukur akan tertampil pada seven segment.
Pemakaiannya pengguna
harus mengeset nilai suhu yang diinginkan terlebih dahulu menggunakan
potensiometer yang kemudian potensiometer tersebut akan mengatur PWM untuk
mengatur keluaran AC melalui Thyristor kemudian menekan tombol “Start” untuk
mulai memanaskan filamen pemanas.
Kata
Kunci : ARM, Kontrol Tegangan AC,
Thyristor, Sensor Thermocouple, Potensiometer, PWM
Abstract - ARM is a processor with 32-bit RISC
instruction set architecture (Reduced Instruction Set Computer) developed by
ARM Holdings. ARM stands for Advanced RISC Machine (formerly known as the Acorn
RISC Machine extension). At first ARM processor developed for PC (Personal
Computer) by Acorn Computers, prior to Microsoft's dominance of Intel x86
prosesor on IBM PC compatible cause Acorn Computers bankrupt. For this project
used ARM NU120 type.
Temperature
Control Module utilizes AC voltage control using thyristor. If a thyristor
switch is connected between the source of alternating voltage (Alternating
Current - AC) and the load, the power flow can be controlled by adjusting the
value of Vrms AC supplied to the load. Used to measure the temperature sensor
type-K thermocouple is capable of measuring high temperatures. The value of the
measured temperature will be displayed on the seven segment.
The user should
set the desired temperature prior first to use a potentiometer in which will be
set to regulate the output PWM AC through Thyristor then the "Start"
button must be pressed to start heating the filament.
Keywords: ARM,
Control Voltage AC, thyristor, Thermocouple sensor, potentiometer, PWM
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ARM (Advanced RISC Machine) adalah prosesor dengan
arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang
dikembangkan oleh ARM Holdings. Pada
dunia pendidikan, prosesor ini mulai banyak digunakan dalam pembelajaran
seperti penggunaannya dalam modul-modul percobaan.
Saat ini proses pemanasan dapat dilakukan menggunakan metode konversi
tegangan listrik ke panas/suhu menggunakan filamen pemanas. Aplikasi
penggunaannya sudah sangat banyak seperti pada kompor listrik, pemanas air, dan
lain – lain. Alat tersebut terdiri dari filamen pemanas, pengontrol suhu,
sensor, dan display.
Sebagai media pembelajaran maka dibuatlah Modul Kontrol
Suhu Menggunakan Microcontroller ARM yang memanfaatkan
kontrol tegangan AC menggunakan Thyristor. Jika sebuah saklar thyristor
terhubung antara tegangan sumber bolak-balik (Alternating Current - AC)
dan beban, daya yang mengalir dapat dikendalikan dengan mengatur nilai Vrms AC
yang diberikan ke beban. Untuk mengukur suhu digunakan sensor thermocouple
tipe-K yang mampu mengukur suhu tinggi. Nilai dari suhu yang terukur akan
tertampil pada seven segment.
1.1
Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang terdapat pada latar
belakang, disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
menerapkan modul kontrol suhu sebagai media pembelajaran?
2.
Bagaimana
merakit modul kontrol suhu menggunakan ARM NUC120?
3.
Bagaimana
proses mengontrol suhu dan mengukurnya?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis
yaitu:
1. Membuat
media belajar untuk mikrokontroller ARM NUC120.
2. Merealisasikan rancangan hardware dan
software modul kontrol suhu dengan menggunakan ARM NUC120.
3. Mengetahui cara kerja alat kontrol
suhu dan ARM NUC120.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk
mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah
tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan
mikrokontroler ARM NUC120 ini.
2.1
Mikrokontroler
ARM NUC120
ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler
NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat
bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah
dilengkapi dengan bootloader internal, sehingga tidak diperlukan lagi device
program eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan
menggunakan koneksi USB.
Gambar 2.1
ARM NUC120
Spesifikasi :
· Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM,
4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
· Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
· Terintegrasi dengan osilator 32,768 KHz sebagai sumber clock
RTC.
· Memiliki 1x Port USB.
· Memiliki 1 port RS-485.
· Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3,3VDC /
5VDC.
· Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial
sekaligus menuliskan program mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
· Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan
programming.
· Memiliki 45 jalur GPIO.
· Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
· Memiliki port input 8 kanal ADC 12-bit.
· Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum
800mA.
· Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC -
5VDC.
2.2
Sensor Thermocouple
Sensor
termokopel adalah sensor yang mampu mengukur suhu sangat tinggi sehingga sensor
suhu thermocouple ini sering digunakan untuk industri pengolahan minyak atau
baja. Sensor suhu termokopel memiliki nilai output yang kecil pada kondisi
level noise yang tinggi, sehingga memerlukan pengkondisi sinyal agar nilai
output tersebut dapat dibaca.
Gambar 2.2.
Sensor Thermocouple
Pada Alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material
yang berbeda yang dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. Jika salah satu
dari konduktor tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi daripada
konduktor lainnya sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek
termoelektris yang menghasilkan tegangan listrik. Besar tegangan listrik yang
terbentuk tergantung dari jenis material konduktor yang digunakan, serta besar
perbedaan temperatur antara dua konduktor tersebut.
2.3
7 segment
Layar tujuh segmen (bahasa
Inggris: Seven-segment
display (SSD)
adalah salah satu perangkat layar untuk menampilkan sistem angka desimal yang merupakan alternatif dari layar dot-matrix. Layar tujuh
segmen ini seringkali digunakan pada jam digital, meteran
elektronik, dan perangkat elektronik lainnya yang menampilkan informasi
numerik.
Layar tujuh
segmen ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk
angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP. Angka yang ditampilkan di seven segmen ini
dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan dengan LED. LED merupakan
komponen diode yang dapat memancarkan cahaya. kondisi dalam keadaan ON jika
sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan katode mendapatkan sumber
negatif dari ground.
Gambar 2.3 7 segment
2.4
Potensiometer
Potensiometer adalah
resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan
dapat disetel. Jika hanya dua terminal
yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer
berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.
Cara
paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit adalah dengan
menggunakan resistor variabel atau rheostat. Sebuah rheostat
adalah resistor variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani
arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif
yang dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.
Gambar 2.4
Potensiometer
2.5
Kipas DC 12 volt
Pengertian Motor DC Motor listrik merupakan perangkat
elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di
rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala
disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.Motor DC memerlukan
suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak
berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Gambar 2.5 Kipas DC
2.6 Push
button switch
Push
button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar
akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat
tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan
kembali pada kondisi normal
.
Gambar 2.6 Push button switch
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian yang digunakan pada Tugas Proyek ARM adalah sebagai berikut:
1.
Studi Pustaka: Merumuskan teori secara analisis dengan mempelajari
buku–buku yang diperoleh dari catatan kuliah, buku–buku perpustakaan dan
mempelajari media internet yang berhubungan dengan rangkaian.
2.
Studi Laboratorium: Melakukan penelitian dan pengujian pada beberapa
komponen elektronika berdasarkan data spesifikasi. Selanjutnya melakukan
pengambilan data pada alat tersebut dan membandingkan dengan hasil teoritis.
3.
Metode Diskusi: Mengajukan beberapa pertanyaan kepada dosen pengajar
serta rekan–rekan mahasiswa Teknik Elektro.
IV. PERANGKAT ALAT
IV. PERANGKAT ALAT
Bab ini membahas tentang perancangan dan
pembuatan modul kontrol suhu menggunakan ARM NUC120. Pada perancangan sistem
ini meliputi perancangan perangkat lunak (software)
dan perangkat keras (hardware).
4.1
Penentuan Spesifikasi
Alat
Dalam perencanaan sistem ini akan dibahas tentang
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, agar alat ini dapat bekerja sesuai
dengan apa yang direncanakan yaitu:
1. Sumber untuk menghidupkan alat ini berasal dari Transformator yang mensuplai tegangan 5 Volt
DC dan kekuatan arus 1 A.
2. Board micro NUC120 dapat dinyalakan dengan menyuplai tegangan
minimal sebesar 5 V.
3. Dalam proyek ARM ini menggunakan Thermocople Tipe-K yang dapat mengukur suhu hingga 650°C dengan
keluaran ADC.
4. Display yang digunakan adalah 3 buah 7 segment common anoda yang akan menunjukkan 3 digit pembacaan
suhu.
5. Kontrol untuk mengatur
suhu menggunakan potensiometer yang akan mengatur keluaran nilai dari PWM.
6. Kipas DC digunakan untuk
mendinginkan panci pemanas saat suhu telah mencapai batas yang diinginkan.
4.2
Perancangan Diagram
Blok
Diagram blok
sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan
alat ini, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan
rangkaian. Tujuan lain diagram blok ini adalah memudahkan proses perancangan
dan pembuatan pada masing-masing bagian, sehingga akan terbentuk suatu sistem
yang sesuai dengan perancangan sebelumnya.
Diagram blok sistem ditunjukkan
dalam Gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Blok Keseluruhan Sistem
Keterangan :
1)
Potensiometer digunakan
untuk mengatur keluaran PWM yang digunakan untuk mendriver kontrol tegangan AC.
2)
Sensor thermocouple digunakan untuk mengukur nilai suhu.
3)
Push Button 1 digunakan
untuk mulai mengaktifkan pemanasan kompor.
4)
Push Button 2 digunakan
untuk mengaktifkan kipas DC.
5)
ARM NUC120 digunakan
untuk mengatur masukan dan luaran.
6)
Kompor listrik digunakan
sebagai pemanas.
7)
7 segment digunakan untuk display.
8)
Driver digunakan sebagai
pengatur/pengendali.
4.3
Prinsip Kerja Alat
Konsep dasar
dari modul alat pemanas ini adalah menggunakan sistem konrol tegangan AC. Jika sebuah
saklar thyristor terhubung antara tegangan sumber bolak-balik (Alternating
Current - AC) dan beban, daya yang mengalir dapat dikendalikan dengan
mengatur nilai Vrms AC yang diberikan ke beban.
Saat pertama kali modul dinyalakan, pengguna harus mengeset terlebih dahulu
suhu yang dinginkan untuk diproses. Kemudian tombol ditekan untuk memulai
proses pemanasan filamen. Sensor thermocouple akan membaca suhu dalam panci.
Sensor yang terbaca akan tertampil pada 7segment. Ketika telah mencapai 100°C,
proses pemanasan akan berhenti. Pengguna dapat mempercepat pendinginan dengan
mengaktifkan kipas DC.
4.4
Perancangan Perangkat Keras
Perancangan
perangkat keras ini digunakan untuk mencatu tegangan pada rangkaian 7 segment, driver kontrol
tegangan AC dan
board ARM, dengan menggunakkan tengan bolak-balik (Alternating
Current/AC) yang dihubungkan pada transformator dan dipilih tegangan 12 V
dan 5 V.
Dalam perangkat
keras ini menggunakan IC MOC3021 dan
Thyristor sebagai komponen utama dalam rangkaian driver kontrol tegangan AC
nya.
A.
Rangkaian
Masukan
Dalam
rangkaian masukan ini menggunakan push button switch .
Gambar 4.2 Push Button Switch
B.
Rangkaian Keluaran
Dalam merancang
rangkaian luaran pada alat ini menggunakan 7 segment dan rangkaian
kontrol tegangan AC.
Gambar 4.3 rangkaian kontrol tegangan AC
Gambar 4.4 rangkaian 7 segment
4.5
Perancangan Perangkat
Lunak
Perangkat lunak ini
berfungsi untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari
beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik.
Perangkat lunak dirancang menggunakan ARM.
Untuk
memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat
lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya program. Diagram alir
program ditunjukan pada gambar dibawah:
Gambar 4.4 Diagram Alir Fungsi
Utama
III.
PENUTUP
4.1
Pengujian dan
Analisis
Dalam bab ini membahas
pengujian dan analisis alat yang telah dirancang dari peralatan yang telah
dibuat. Pengujian dilakukan dengan pengukuran tiap-tiap blok dengan tujuan
mengamati apakah blok-blok tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian ini dilakukan berdasarkan pada masing-masing rangkaian pendukung
secara keseluruhan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap:
A.
Pengujian
7 segment dan potensiometer
B.
Pengujian
driver tegangan AC
C.
Pengujian thermocouple
D.
Pengujian Kipas DC
A. Pengujian 7 segment dan potensiometer
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah set temperatur 0-100°C
menggunakan potensiometer dan 7 segment 3 digit bekerja dengan baik. Berikut
adalah hasil pengujiannya :
Posisi
Potensiometer
|
Tampilan 7
segment
|
Posisi Minimum
|
000
|
Seperempat putaran
|
025
|
Setengah putaran
|
050
|
Tigaperempat putaran
|
075
|
Posisi Maksimum
|
100
|
B.
Pengujian driver tegangan AC
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tegangan yang masuk ke
filamen hasil pengaturan tegangan efektif melalui thyristor menggunakan PWM.
Posisi
Potensiometer
|
Vout Driver (V)
|
Posisi
Minimum
|
0
|
Seperempat
putaran
|
55
|
Setengah
putaran
|
110
|
Tigaperempat
putaran
|
165
|
Posisi
Maksimum
|
220
|
C. Pengujian Thermocouple
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
sensor
thermocouple bekerja dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, berikut adalah hasil pengujiananya
dari sensor thermocouple :
Posisi Pot.
|
Suhu (°C)
|
Posisi
Minimum
|
0
|
Seperempat
putaran
|
25
|
Setengah
putaran
|
50
|
Tigaperempat
putaran
|
75
|
Posisi
Maksimum
|
100
|
D. Pengujian Kipas DC
Pada
pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah kipas DC bekerja dengan baik.
Berikut adalah hasil pengujiannya :
Vs
|
Keadaan PB
|
Keadaan kipas
|
+5 V
|
Logic “0”
|
Tidak bergerak
|
Logic “1”
|
Berputar
|
III.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengujian pada Modul Kontrol Suhu ini dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a.
Modul kontrol suhu dirancang dari
perangkat keras yakni:
·
Potensiometer sebagai
pengatur PWM.
·
Sensor thermocouple sebagai pengukur suhu.
·
Push Button sebagai pengaktif
sistem
·
ARM NUC120 sebagai pengatur
masukan dan luaran.
·
Kompor listrik sebagai
pemanas.
·
7 segment sebagai display.
·
Driver sebagai
pengatur/pengendali.
b. Software modul kontrol suhu ini menggunakan bahasa pemrograman
yang masih satu keluarga dengan bahasa C. Aplikasi yang digunakan untuk
melakukan pemrograman adalah CoIDE dengan aplikasi untuk mendownload program
adalah NuMicro ISP Progrmming Tool.
c. Prinsi kerja Modul Kontrol Suhu memanfaatkan
kontrol tegangan AC menggunakan Thyristor. Jika sebuah saklar thyristor
terhubung antara tegangan sumber bolak-balik (Alternating Current - AC)
dan beban, daya yang mengalir dapat dikendalikan dengan mengatur nilai Vrms AC
yang diberikan ke beban. Untuk mengukur suhu digunakan sensor thermocouple
tipe-K yang mampu mengukur suhu tinggi. Nilai dari suhu yang terukur akan
tertampil pada seven segment. Pemakaiannya
pengguna harus mengeset nilai suhu yang diinginkan terlebih dahulu menggunakan
potensiometer yang kemudian potensiometer tersebut akan mengatur PWM untuk
mengatur keluaran AC melalui Thyristor kemudian menekan tombol “Start” untuk
mulai memanaskan filamen pemanas.
REFERENSI
[1.]
Mahardhika, Rizky
(2013). Alat Penggoreng Kue Risoles Otomatis. Riau : Universitas Muhammadiyah
Riau
[2.]
Wijaya, Ade Mundari
(2011).Rancang Bangun Alat Pemanas dan Pengaduk Terintegrasi dengan Temperatur
dan Kecepatan Terkendali Berbasis Mikrokontroler.Depok : Universitas Indonesia.
[3.]
Syapaat, Yanuar,
dkk.Rancang Bangun Pembuat Makanan Otomatis Berbasis PLC (Programmable Logic
Control) Thosiba T1-MDR16SS.Bandung :
Institut Teknologi Bandung.
Nama penulis Ilham Yuda Arifin. Penulis
dilahirkan di kota Surakarta
pada tanggal 31 Agustus 1994. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di TK Aisyah Kampung Sewu, SD Muhammadiyah 1 Surakarta, SMP N 4 Surakarta, dan SMA N 4 Surakarta. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012
penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi
mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.0.09. Apabila
ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 08972001870. atau melalui via email: ilhamyuda310894@yahoo.com
Nama penulis M. Shofi
Al Azmi. Penulis dilahirkan di kota Tuban pada tanggal 16 Agustus 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di RA Assyafiiyah
Banyuurip, SD Banyu Urip 01 Senori ,Tuban, SMP N 2 Cepu, dan SMA N 1 Cepu. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan
pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru
diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri
Semarang (Polines) dengan Program Studi
D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM
3.32.12.0.17. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
menghubungi 085640614341. atau melalui via email: alazmi.xxx@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar