Kendali
Korden dengan Potensiometer
Afifaturrahmah1, Dyah Putri Puspitasari2, Feri
Saputra Azat Sudrajat3
Teknik Elektronika, Politeknik Negeri
Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang,
Semarang, 50275
Intisari –
Untuk mempermudah mengendalikan korden dengan mengatur perputaran sudut korden,
maka dalam proyek ini dibuatlah aplikasi ARM (Advanced RISC Machine) menggunakan masukan potensiometer dan
luaran berupa motor servo, potensiometer dan seven segment. Potensiometer
masukan digunakan untuk menentukan
gerakan korden,untuk menggerakan korden digunakan motor servo,
sedangkan potensiometer luaran digunakan sebagai feedback pembanding antara
keluaran dan input. Untuk menampilkan perputaran sudut korden digunakan seven
segment, sedangkan ARM
sebagai kontroler dan pemroses sinyal.
Kata
Kunci : ARM,
Potensiometer, Motor Servo, Seven segment.
Abstract –
to
facilitate control blind
by adjusting the rotation angle, then made
an application in this project ARM (Advanced RISC Machine) using potentiometer
inputs and outputs such as servo motors, potentiometers and seven segment.
Potentiometer inputs used to determine the movement of blind, to drive the
blind used servo motor, while the
potentiometer output is used as a feedback comparison between output and input.
To display the rotation angle of the blind used seven segment, while the ARM as
a controller and signal processing.
I. Pendahuluan
Kemajuan teknologi kini semakin pesat, didukung dengan banyak
kebutuhan manusia untuk mengerjakan sesuatu, kini ditekankan memakai teknologi
karena mereka menganggap dengan adanya teknologi kini hidup dan pekerjaan
mereka lebih efisien dan cepat. Dalam kehidupan kita sehari-hari dirumah, kita
pasti melakukan banyak sekali kegiatan, diantaranya adalah membuka dan menutup korden jendela setiap hari
dengan menghampiri jendela tersebut. Mungkin kita sudah terbiasa dengan kegiatan
membuka dan menutup gorden jendela dengan menghampiri jendela ,tetapi ada
kalanya kita ingin hal rutin tersebut dapat dikerjakaan secara otomatis, tanpa
harus membuka dan menutupnya dengan menghampirinya. Oleh karena itu penulis
mencoba membuat solusi alternatif dengan membuat Kendali Korden dengan
Potensiometer yang terdapat box sebagai pengatur dari jarak jauh, sehingga untuk mengatur putaran korden
tidak perlu menghampiri korden yang terpasang di jendela.
II. Tinjauan Pustaka
Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang
dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan
membuat aplikasi
menggunakan ARM cortexM0 ini.
A.
Potensiometer
Potensiometer adalah
resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan
dapat disetel. Jika
hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal
geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat.
Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti
pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu
mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.
1.
Elemen resistif
2.
Badan
3.
Penyapu (wiper)
4.
Sumbu
5.
Sambungan tetap pertama
6.
Sambungan penyapu
7.
Cincin
8.
Baut
9.
Sambungan tetap kedua
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan
daya tinggi (lebih dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk
menyetel taraf isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio),
dan sebagai pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah
peredup lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran sebuah TRIAC, jadi secara
tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.
Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume
kadang-kadang dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga
potensiometer membuka sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.
B. Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat
atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol
closed feedback (umpan balik loop tertutup), sehingga dapat di atur untuk
menetukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor, di
mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada
di dalam motor servo. Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, rangkaian gear ,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Rangkaian gear yang ada pada poros motor DC akan
memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan
potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi
sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.
Motor servo dikendalikan dengan dengan memberikan sinyal
modulasi lebar pulsa
(Pulse Wide Modulation/PWM)
melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut
putaran dari poros motor servo.
Gambar 2. Motor Servo
Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna
untuk mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Posisi poros
output akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang
diinginkan atau belum dan jika belum, maka kontrol input akan mengirim sinyal
kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan.
Berdasarkan prinsipnya jadi motor servo dapat digunakan
sebagai output dari hasil penyeleksi botol berlabel, Jadi saat pada botol
terdapat label, maka poros akan berputar ke arah kiri dan saat tidak ada label
pada botol, maka poros akan berputar ke arah kanan.
C. ARM CortexM0
ARM adalah prosesor dengan
arsitektur set instruksi 32bit RISC (Reduced
Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM
merupakan singkatan dari Advanced RISC
Machine.
Gambar 3. Keluarga Mikroprosesor ARM
Mikroprosesor ARM mempunyai beberapa keluarga untuk
menjangkau berbagai aplikasi, salah satunya adalah ARM Cortex Prosesor
Embedded (ARM Cortex Embedded Processors).
Prosesor-prosesor di keluarga seri CortexM telah dikembangkan khusus untuk
domain mikrokontroler, dimana permintaan untuk kecepatan, determinasi waktu
proses, dan manajemen interrupt bersama dengan jumlah gate silikon minimum
(luas silikon yang minimum menentukan harga akhir prosesor) dan konsumsi daya
yang minimum sangat diminati, seperti ARM CortexM0 yang merupakan
prosesor untuk menggantikan aplikasi mikrokontroler 8/16bit dengan tipe ARM
NUC120
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikronkontroler 32-bit
berbasis ARM CortexM0. ARM NUC 120 BOARD
dilengkapi dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan divais
programmer terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai 48MHz.
Telah dilengkapi dengan Full Speed
USB 2.0 Device Controller yang sangat
fleksibel dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.
Gambar 4. DT-ARM NUC120
Spesifikasi :
- Berbasis
NUC120RD2BN dengan Flash memory APROM sebesar 64 Kbyte, 8 Kbyte SRAM, 4
Kbyte Data Flash.
- Memiliki
kemampuan IAP (In Applicaton
Programming) dan ISP (In System
Programming) melalui bootloader software pada LDROM.
- Tersedia
jalur SWD (Serial Wire Debug)
yang dapat digunakan untuk debugging
serta programming.
- Dapat
diprogram langsung melalui jalur USB.
- Mendukung
Peripheral DMA mode.
- Memiliki
8 channel ADC dengan resolusi 12 bit.
- Memiliki
4 buah timer 32 bit.
- Memiliki
fungsi Watchdog dan RTC.
- Dilengkapi
dengan 4 buah hardware PWM
dengan resolusi 16 bit.
- Memiliki
masing-masing 2 kanal jalur komunikasi UART, SPI, dan I2C.
- Memiliki
1 channel I2C.
- Tersedia
antarmuka USB dan UART RS-485.
- Terdapat
sensor suhu built-in dengan range -40 - 125°C dengan resolusi 1°C.
Sensor ini memiliki gain
-1.76mV/°C dan offset 720 mV pada suhu 0°C.
- Memiliki
hingga 45 jalur GPIO yang masing-masing dapat dikonfigurasi pull-up/ pull-down resistor, repeater
mode, input inverter, dan open-drain mode.
- Terdapat
22 MHz internal osilator.
- Frekuensi
osilator eksternal sebesar 12 MHz dan fitur PLL sampai dengan 48 MHz.
- Frekuensi
osilator eksternal sebesar 32.768 KHz yang dapat digunakan untuk fungsi
RTC dan Low Power Mode.
- Tersedia
rangkaian reset manual.
- Bekerja
pada tegangan 3,3 – 5,5 V.
- Dilengkapi
dengan regulator 3,3 V dan 5 V dengan arus maksimum 800 mA
- Tersedia
pilihan catu daya input : catu daya eksternal 6,5 – 12 VDC (via
regulator), catu daya eksternal 3,3 – 5,5 VDC (tanpa melalui regulator),
atau menggunakan sumber catu daya dari jalur USB.
D. Seven segmen tiga digit
Seven
Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia
disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat
menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven
ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan
pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an
setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven
Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen
dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan.
Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan
menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf
Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment
Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan
untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display,
terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.
Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent
bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting
Diode (LED).
LED 7 Segmen
(Seven Segment LED)
Salah
satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi
Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai
penerangnya. LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis
dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan
segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan
mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display
akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang
diberikan.
Terdapat
2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED
7 Segmen common Anode”.
1) LED 7 Segmen
Tipe Common Cathode (Katoda)
Pada LED
7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED
adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk
masing-masing Segmen LED. Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini
merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control
Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.
2)
LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)
Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode
(Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin,
sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki
Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan
Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada
masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.
III. PERANCANGAN ALAT
A. Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika
Adapun sistem yang digunakan yaitu :
1.
Potensiometer
2.
Motor Servo
3.
Seven
segment
4.
Potensiometer feedback
B. Blok Diagram Hubungan Komponen
Utama
Blok diagram aplikasi ARM menggunakan masukan sensor
cahaya dengan luaran motor dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5. Blok Diagram Komponen Utama
C. Perangkat Lunak
Untuk diagram alir, program
aplikasi ARM
menggunakan masukan sensor cahaya
dan keluaran motor.
Gambar 6. Diagram Alir
IV. Pengujian Alat
Sensor putar
atau potensiometer diuji dengan memutar posisi potensiometer, dengan cara
memutar potensiometer tegangan yang masuk dari potensiometer ke pengkondisi
sinyal berubah, ini menyebabkan nilai output yang dikeluarkan pengkondisi
sinyal juga berubah dan menggerakan motor servo, servo yang bergerak
menggerakan korden dan potensiometer feedback juga ikut bergerak, nilai
potensiometer feedback dengan potensiometer input dibandingkan di pengkondisi
sinyal, jika kedua potensiometer bernilai sama, maka gerakan motor akan berhenti,
dan sudut putaran ditampilkan di seven segmen 3 digit.
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan
terhadap data yang telah didapat pada penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1.
Potensiometer masukan berfungsi sebagai pemberi nilai
masukan ke pengkondisi sinyal, posisi potensiometer menentukan gerakan motor.
2.
Motor servo sebagai keluaran penggerak posisi korden,
gerakan motor servo ditentukan oleh posisi potensiometer masukan.
3.
Potensiometer umpan balik sebagai kendali umpan balik ke
pengkondisi sinyal, potensiometer ini berfungsi untuk membandingkan nilai input
dan output.
4.
Tampilan tujuh ruas sebagai output penampil besarnya
sudut putaran motor yang bergerak.
REFERENSI
Nama penulis Afifaturrahmah, Penulis dilahirkan di Semarang
tanggal 22 April 1994. Penulis telah menempuh
pendidikan formal di TK ‘Aisyiyah
Bustanul Athfal 13
Semarang, MI Al-Khoiriyyah 1
Semarang, MTsN 1 Semarang, dan SMAN 3 Semarang. Tahun
2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis
mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa
baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro.
Nama penulis Dyah
Putri Puspitasari, Penulis dilahirkan di Semarang
tanggal 8 Agustus 1994. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di TK NU Jombang, SDN 1 Tampingan, SMPN 1 Boja,
dan SMAN 1 boja. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada
tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima
menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines)
dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro.
Nama penulis
Feri Saputra Azat Sudrajat. Penulis dilahirkan di Brebes
tanggal 29 Juli 1993.
Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN
Janegara 01,
SMPN 1 Jatibarang, dan SMKN 1 Adiwerna.
Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa
baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus
Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika,
Jurusan Teknik Elektro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar