Kamis, 22 Januari 2015

PENGISI AIR OTOMATIS

PENGISI AIR OTOMATIS

 Dedy Arifyanto1, Febi Prasojo2, Niken Larasati3, 4Samuel Beta, Dr., Ing.Tech., M.T.
Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275




Intisari – pengisi air otomatis merupakan sebuah alat untuk mempermudah pengisian air dalam suatu wadah. Dalam penyusunan alat ini membutuhkan komponen-komponen yang telah dbagi dalam tiga bagian utama, yaitu masukan, proses, dan luaran. Komponen masukanya yaitu: (a) saklar batas (limit switch) menghubungkan atau memutuskan arus listrik, (b) saklar elektrik (optocoupler) sebagai saklar yang bekerja secara otomatis. Kemudian pada bagian proses atau pengolahan data yang digunakan yang digunakan adalah mikrokontroler ARM NUC120RD2BN tipe ini memiliki cortex M0 12 MHz, 8KB RAM, 64KB memori program(APROM), 4KB memori data (data flash), 45 pin I/O (GPIO), 8 channel ADC 12 bit, 3 serial UART dengan 1 USB & 1 RS485, 3,3V & 5V compatible, programmable via USB. Spesifikasi ini lebih dari cukup untuk mengontrol komponen model alat yang akan dibuat. Pada bagian luaran yaitu: kran elektrik (solenoid valve), digunakan sebagai pengatur pengisian air.

Kata Kunci : ARmNUC120, Elektrik Solenoid Valve, Optocoupler

Abstract – an automatic water filler is a tool to simplify the filling of water in a container. In the preparation of this tool requires components that have been divided into three main parts: input, process, and output. The input components are: (a) the limit switch to connect or disconnect the electric current, (b) an electric switch (optocoupler) as a switch that works automatically. Then in the process of data processing used or used is an ARM microcontroller NUC120RD2BN, this type has the cortex M0 12 MHz, RAM 8KB, 64KB of program memory (APROM), 4KB of data memory (flash data), 45 pin I / O (GPIO), 8 channel 12 bit ADC, 3 serial UART with 1 USB and 1 RS485, 3.3V and 5V compatible, programmable via USB. This specification is more than enough to control the components of the model tool will be made. In the output is electric faucet (solenoid valve) that used as a regulator of the water filling.

Keyword : ARmNUC120, Elektrik Solenoid Valve, Optocoupler

1.       PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perkembangan teknologi elektronika semakin hari semakin bertambah maju. Seiring dengan lajunya percepatan teknologi, membuat banyak orang menjadi termotivasi untuk membuat sesuatu hal yang baru, sesuatu yang dapat dikendalikan secara otomatis dengan menggunakan suatu sistem yang mudah dioperasikan. Pada kenyataannya, elektronika juga dapat mengurangi beban pemerintah dalam hal penghematan energi listrik, dengan alat-alat yang dapat menghemat listrik ataupun sumber daya lainnya seperti penghematan air bila dipadukan dengan sedikit rangkaian elektronika.
Seiring dengan meningkat dan meluasnya kecepatan prosesor pada mikrokontroler di dunia, maka terdapat berbagai perangkat kendali dituntut untuk mampu dioperasikan yang dapat memiliki kecepatan prosesor yang besar, membutuhkan supply tegangan yang kecil, dan memiliki biaya yang murah atau efisien. Selain itu, cepat dan mudah dioperasikan oleh user serta pendistribusian kendali yang termanajemen. Oleh sebab itu penulis ingin membuat inovasi dengan membuat alat berbasis ARM.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapt pada latar belakang, disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana menerapkan alat pengisi air otomatis menggunakan ARM?
2.    Bagaimana merakit alat pengisi air otomatis?
3.    Bagaimana proses alat pengisi air dapat bekerja secara otomatis?
      
1.3    Tujuan
       Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu:
1.   Merealisasikan rancangan hardware dan software alat pengisi air
2.   Mengetahui cara kerja alat pengisi air berbasis ARM

II.      TINJAUAN PUSTAKA

Penjelasan dan uraian teori penunjang yang digunakan dalam membuat alat ini diperlukan untuk mempermudah pemahaman tentang cara kerja rangkaian maupun dasar-dasar perencanaan pembuatan alat. Teori – teori yang akan dijelaskan dalam bab ini meliputi ARM, Optocoupler, Limit Switch, Solenoid Valve.

2.1    ARM
ARM adalah arsitektur prosesor 32 bit yang dibuat oleh ARM Holding dan dilisensikan untuk diproduksi oleh berbagai vendor di dunia termasuk AMD, Atmel, Freescale, Nuvoton, Nvidia, NXP, Samsung, ST Micro, dan TI. Prosesor ARM digunakan pada perangkat smartphone, tablet, dan embedded system. Kini ARM menjadi arsitektur prosesor yang paling banyak diproduksi di dunia.
Seri arsitektur ARM terbaru terdiri dari 3 lini kelas penggunaan yaitu:
1. ARM CORTEX A untuk prosesor aplikasi umum
2. ARM CORTEX R untuk prosesor real time
3. ARM CORTEX M untuk prosesor mikrokontroler



Gambar 2.1 ARM

Board DT-ARM NUC 120:
o   NuMicro ARM Cortex M0 12 MHz
o   8KB RAM - 64KB memori program (APROM)
o   4KB memori data (DataFlash)
o   45 pin General Purpose I/O (GPIO)
o   8 channel ADC 12 bit
o   3 serial UART dg 1 USB & 1 RS485
o   3.3V & 5V compatible o
o   Programmable via USB
Untuk konfigurasi port yang akan di gunakan pada board ARM NUC120 adalah port A dan Port B. Yaitu pada Port A akan digunakan sebagai Output atau keluaran sedangkan pada port B akan di gunakan sebagai masukan.

2.2    Optocoupler
Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja secara otomatis. Pada dasarnya optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optik. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu:
•   Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkandengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED inframerah tidak terlihat oleh mata telanjang.
•   Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen photodioda. Photodioda merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum inframerah. Karena spektrum inframerah mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahayatampak, maka photodioda lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar inframerah.



Gambar 2.2 Optocoupler

Oleh karena itu optocoupler dapat dikatakan sebagai gabungan dari LED inframerah dengan fototransistor yang terbungkus menjadi satu chips. Cahaya inframerah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang gelombang,berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia. Sinar inframerah mempunyai daerah frekuensi 1 x 1012 Hz sampai dengan 1 x 1014 GHz atau daerah frekuensi dengan panjang gelombang 1μm – 1mm.

2.3    Limit Switch
Limit switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari Normally Open/NO ke Close atau sebaliknya dari Normally Close/NC ke Open).  Posisi kontak akan berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON atau OFF.



Gambar 2.3 Limit Switch

Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual oleh manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan sistem kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek pada aktuator, sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan ataupun mengendalikan suatu objek/mesin tersebut, dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya.

2.4    Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis. Contohnya pada sistem pneumatik, solenoid valve bertugas untuk mengontrol saluran udara yang bertekanan menuju aktuator pneumatik(cylinder). Atau pada sebuah tandon air yang membutuhkan solenoid valve sebagai pengatur pengisian air, sehingga tandon tersebut tidak sampai kosong.
Banyak sekali jenis-jenis dari solenoid valve, karena solenoid valve ini didesain sesuai dari kegunaannya. Mulai dari 2 saluran, 3 saluran, 4 saluran dan sebagainya. Contohnya pada solenoid valve 2 saluran atau yang sering disebut katup kontrol arah 2/2. Memiliki 2 jenis menurut cara kerjanya, yaitu NC dan NO. Jadi fungsinya hanya menutup / membuka saluran karena hanya memiliki 1 lubang inlet dan 1 lubang outlet. Atau pada solenoid 3 saluran yang memiliki 1 lubang inlet, 1 lubang outlet,dan 1 exhaust/pembuangan. Dimana lubang inlet berfungsi sebagai masuknya fluida, lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida dan exhaust berfungsi sebagai pembuangan fluida/cairan yang terjebak. Dan selenoid 3 saluran ini biasanya digunakan atau diterapkan pada aktuator pneumatik (cylinder kerja tunggal).



Prinsip kerja solenoid valve


Gambar 2.4 Solenoid Valve

Solenoid valveakan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja(kebanyakan tegangan kerja solenoid valve adalah 100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24VDC). Dan sebuah pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari kumparan selenoida tersebut. Dan saat pin tersebut ditarik naik maka fluida akan mengalir dari ruang C menuju ke bagian D dengan cepat. Sehingga tekanan di ruang C turun dan tekanan fluida yang masuk mengangkat diafragma. Sehingga katup utama terbuka dan fluida mengalir langsung dari A ke F. Proyek ARM ini menggunakan tipe solenoid valve 12V DC dengan arus maksimum sebesar 450 mA.

III.    METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan pada Tugas Proyek ARM adalah sebagai berikut:
1.    Studi Pustaka: Merumuskan teori secara analisis dengan mempelajari buku–buku yang diperoleh dari catatan kuliah, buku–buku perpustakaan dan mempelajari media internet yang berhubungan dengan rangkaian.
2.    Studi Laboratorium: Melakukan penelitian dan pengujian pada beberapa komponen elektronika berdasarkan data spesifikasi. Selanjutnya melakukan pengambilan data pada alat tersebut dan membandingkan dengan hasil teoritis.
3.    Metode Diskusi: Mengajukan beberapa pertanyaan kepada dosen pengajar serta rekan–rekan mahasiswa Teknik Elektro.

IV.    PERANGKAT ALAT

Bab ini membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pengisi air otomatis. Pada perancangan ssstem ini meliputi perancangan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).


4.1    Penentuan Spesifikasi Alat
Dalam perencanaan sistem ini akan dibahas tentang kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, agar alat ini dapat bekerja sesuai dengan apa yang direncanakan yaitu:
1.   Sumber untuk menghidupkan alat ini berasal dari adaptor dengan suplai tegangan 12 Volt DC dan kekuatan arus 1 A atau dapat juga menggunakan power supply
2.   Board micro NUC120 dapat dinyalakan dengan menyuplai tegangan minimal sebesar 5 Volt
3.   Dalam proyek ARM ini menggunakan electric solenoid valve normally closed dengan spesifikasi tegangan 12 Volt DC dan arus maksimal 670 mA
4.   Optocoupler yang digunakan adalah optocoupler yang memiliki empat kaki yang terdiri dari sebuah LED dan sebuah phototransistor
5.   Limit Switch yang digunakan adalah normally open yang berfungsi untuk masukan pada port GPIOA pin 11

4.2    Perancangan Diagram Blok
Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan rangkaian. Tujuan lain diagram blok ini adalah memudahkan proses perancangan dan pembuatan pada masing-masing bagian, sehingga akan terbentuk suatu sistem yang sesuai dengan perancangan sebelumnya.

Diagram blok sistem ditunjukkan dalam Gambar 4.1



Gambar 4.1 Diagram Blok Keseluruhan Sistem

1)   Optocoupler digunakan sebagai sensor pembaca data logic 1 atau 0 untuk menghidupkan electric solenoid valve
2)   Limit Switch digunakan sebagai saklar atau untuk data masukan ke board NUC120
3)   ARM digunakan sebagai microcontroller atau pengolah data untuk memberikan perintah ke output berdasarkan data dari masukan limit switch
4)   Solenoid Valve digunakan sebagai beban atau output untuk pembuka dan penutup saluran air


4.3    Prinsip Kerja Alat
Cara kerja dari pengisi air ini yaitu berawal dari limit switch. Saat limit switch ditekan maka limit switch akan memberikan logik 1 ke micro board ARM. Kemudian micro ARM akan memberikan perintah untuk menghidupkan solenoid valve2. Saat solenoid valve 2 terbuka maka secara otomatis air di dalam tempat penampung 2 akan mengalir dan turun ke gelas selama 10 detik. Setelah 10 detik maka solenoid valve 2 akan tertutup dan solenoid valve 1 akan terbuka (ON). Solenoid valve 1 akan tertutup (OFF) saat sensor optocoupler pada penampung 2 membaca logik 0 atau dengan kata lain LED yang memancar ke phototransistor terhalang oleh benda. Namun saat limit switch tidak ditekan maka semua solenoid valve tidak akan bekerja (OFF).

4.4    Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras ini digunakan untuk mencatu tegangan pada selenoid valve, limit switch dan board ARM, dengan menggunakkan adaptor 12volt/2A sedangakan tegangan yang dibutuhkan ARM yaitu 5volt, selenoid valve juga menggunakan tegangan 12 volt DC.
Dalam perangkat keras ini menggunakan IC 741 maka dapat dihasilkan arus dan tegangan yang dibutuhkan untuk mengaktifkan komponen, sedangkan untuk mengaktifkan solenoid dibutuhkan driver tersendiri yang membutuhkan transistor TIP41 sebagai penguat arus.

A.  Rangkaian Masukan
Dalam rangkaian masukan ini menggunakan limit switch


Gambar 4.2 Limit Switch

B.   Rangkaian Keluaran
Dalam merancang rangkaian luaran pada alat ini menggunakan solenoid valve

                                                            


Gambar 4.3 Solenoid Valve

4.5    Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak ini berfungsi untuk mengatur kinerja keseluruhan dari sistem yang terdiri dari beberapa perangkat keras sehingga sistem ini dapat bekerja dengan baik. Perangkat lunak dirancang menggunakan ARM. Untuk memberikan gambaran umum jalannya program dan memudahkan pembuatan perangkat lunak, maka dibuat diagram alir yang menunjukan jalannya program. Diagram alir program ditunjukan pada gambar dibawah:


Gambar 4.4 Diagram Alir Fungsi Utama

4.6    Pengujian dan Analisis




 

Dalam bab ini membahas pengujian dan analisis alat yang telah dirancang dari peralatan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan pengukuran tiap-tiap blok dengan tujuan mengamati apakah blok-blok tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian ini dilakukan berdasarkan pada masing-masing rangkaian pendukung secara keseluruhan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap:
A.  Pengujian limit switch ke driver solenoid valve
B.  Pengujian rangkaian sensor optocoupler

A.  Pengujian Limit Switch ke Driver Solenoid Valve
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui limit switch dan driver solenoid bekerja dengan baik sesuai dengan perancangan, berikut adalah hasil pengujiananya dari driver solenoid valve:
Vs
V GP_A
Driver Solenoid Valve
V
I
+ 12 VDC
+5 V
11,87 Volt
430 mA
0 V
0,75 Volt
0 A


B.  Pengujian Rangkaian Sensor Optocoupler
Pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tegangan pada keluaran photo transistor, berikut adalah hasil pengukuran tegangan keluaran dari optocoupler pada photo dioda:
Vs
Keadaan
Tegangan (volt)
+5 V
Tidak ada penghalang
1,2
Ada penghalang
0

V.       PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian pada alat pengisi air otomatis ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1.   Alat pengisi air otomatis dirancang dari perangkat keras yakni:
·     Board ARM NUC120 sebagai input dan output (sebagai mikrokontoller)
·     Optocoupler sebagai sensor elektrik, yang bekerja secara otomatis.
·     Limit switch sebagai saklar yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek.
·     Solenoid valve sebagai elemen kontrol yang digunakan dalam sistem fluida secara otomatis.
2.   Software alat pengisi air otomatis diaplikasikan dalam sebuah program yang dirancang dengan Bahasa C. Pengujian perangkat lunak ini dapat bekerja dengan baik untuk mengaktifkan kinerja kedua solenoid valve.
3.     Prinsip kerja pengisi air otomatis berawal dari limit switch. Saat limit switch ditekan maka limit switch akan memberikan logik 1 ke micro board ARM. Kemudian micro ARM akan memberikan perintah untuk menghidupkan solenoid valve 2. Saat solenoid valve 2 terbuka maka secara otomatis air di dalam tempat penampung 2 akan mengalir dan turun ke gelas selama 10 detik. Setelah 10 detik maka solenoid valve 2 akan tertutup dan solenoid valve 1 akan terbuka (ON). Solenoid valve 1 akan tertutup (OFF) saat sensor optocoupler pada penampung 2 membaca logik 0 atau dengan kata lain LED yang memancar ke phototransistor terhalang oleh benda. Namun saat limit switch tidak ditekan maka semua solenoid valve tidak akan bekerja (OFF).


LAMPIRAN KOMPONEN
No
Nama Komponen
Jumlah
1
Limit Switch
1 Buah
2
Optocoupler
1 Buah
3
Electric Solenoid Vlave 12 V            DC
2 Buah
4
IC Regulator
1 Buah
5
IC lm 741
1 Buah
6
Kabel Jumper (male & Female)
Secukupnya

 
DAFTAR PUSTAKA












Nama penulis Dedy Arifyanto. Penulis dilahirkan di kota Semarang 5 Oktober 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Alidayah 07, SD N Palebon 04-05 Semarang, SMP N 14 Semarang, dan SMA N 2 Semarang. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang  (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.0.04. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 089605646588.


Nama penulis Febi Prasojo . Penulis dilahirkan di kota Semarang tanggal 28 Februari 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Madina Belia Semarang Jawa Tengah , SDN Tlogosari Kulon 06 Semarang Jawa Tengah, SMP Walisongo 02 Semarang Jawa Tengah, dan SMA Negeri 13 Semarang. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) Khusus di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.0.07. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085725822535 atau melalui via email Febiprasojo@yahoo.co.id 


Nama penulis Niken Larasati. Penulis dilahirkan di kota Kudus tanggal 10 Juli 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Himpunan Wanita Karya, SDN 1 Getas Pejaten Kudus, SMP 1 Kudus, dan SMA 1 Kudus. Tahun 2012  penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.0.19 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 089604748414 atau melalui via email niken.larasati30@yahoo.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar