Rabu, 28 Januari 2015

Pengendali tirai otomatis Dilengkapi dengan kendali jarak jauh (Januari 2015)

Pengendali tirai otomatis
Dilengkapi dengan kendali jarak jauh (Januari 2015)


1Laily Muntasiroh, 2Muhamad Budiyansah, 3Samuel BETA Kuntardjo
Program Studi Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang 50275
1lailymuntasiroh@gmail.com,  2muhamadbudiyansah@gmail.com, 3sambetak2@gmail.com



Abstrak - Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat pesat dan dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah remote control. Pengendali jarak jauh (remote control) adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh. Salah satu peralatan elektronik yang menggunakan sistem ini adalah tirai otomatis. Pada alat ini digunakan sebuah remote control televisi untuk mengatur derajat buka dan tutup tirai melalui luaran PWM ARM dan juga keypad sebagai masukannya. Masukan pada alat ini berupa remote control yang mana sinyal transmisinya dapat diterima oleh sensor penerima infra merah 1838B dan juga keypad membran 4 x 4 sebagai masukannya. Luaran dari alat yang dibuat adalah tirai vertical blinds.

kata kunci-remote control, IR receiver, PWM, tirai otomatis, keypad, RTC

Abstract - The development of today's technology is developing very rapidly and can help facilitate the work of man. One of the technologies that are being developed at this time is the remote control. Remote control (remote control) is an electronic device used to operate a machine remotely. One of the electronic equipment that uses this system is the automatic blinds. In this tool is used a television remote control to adjust the degree of open and close the curtains through PWM outputs ARM and also as an input keypad. Put on this tool in the form of a remote control which the transmission signal can be received by the sensor infrared receiver 1838B and membrane keypad 4 x 4 as input. Outcomes of tools made vertical blinds are blinds.

Keywords-remote control, IR receiver, PWM, automatic blinds, keypad, RTC

I.    LATAR BELAKANG

Pencahayaan yang baik sangat penting bagi lingkungan di sekitar rumah. Dikarenakan dengan masuknya cahaya ke dalam rumah dapat menghentikan tumbuhnya bakteri yang tidak diinginkan. Hal inilah yang selalu dilupakan oleh orang – orang zaman sekarang yang tidak memiliki waktu lebih sehingga menganggap remeh hal tersebut. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi zaman sekarang yang berkembang sangat pesat dan dapat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Salah satu teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah remote control. Pengendali jarak jauh (remote control) adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh. Remote universal adalah remote kontrol yang digunakan dan diprogram untuk semua jenis peralatan yang memiliki fasilitas infra merah  sehingga mudah untuk dikembangkan, baik itu dalam pembuatan aplikasi (software) maupun pengembangan dalam hal sinkronisasi dengan perangkat keras (hardware).

II.    PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1.     Bagaimana membuat sistem yang dapat membuka dan menutup tirai menggunakan keypad?
2.     Bagaimana membuat sistem kendali jarak jauh yang dapat untuk membuka dan menutup tirai?

III.   TUJUAN

Tujuan pembuatan proyek arduino ini adalah:
1.      Membangun sistem yang dapat membuka dan menutup tirai menggunakan keypad.
2.      Membangun sistem kendali jarak jauh yang dapat untuk membuka dan menutup tirai.

IV.   PEMBATASAN MASALAH

Ruang lingkup pembahasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.   RTC (Real Time Clock) merupakan sebuah IC yang memiliki fungsi untuk memberi informasi  waktu, mulai detik, menit, jam, tanggal, bulan, serta tahun, yang akan disetting waktunya untuk membuka dan menutup tirai secara otomatis.
2.   Pengendali jarak jauh (remote control) adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh tanpa ada media penghalang.

V.   TINJAUAN PUSTAKA

Remote control
Remote control menggunakan LED (Light Emitting Diode) infra merah yang berfungsi sebagai pengirim pola sinar infra merah. LED infra merah adalah sejenis lampu kecil yang memiliki dioda yang akan memancarkan cahaya infra merah apabila diberi arus. Sinyal infra merah yang dikirimkan tidak akan dapat dilihat oleh mata kita, karena sinar infra merah tidak termasuk gelombang elektromagnetik pada spektrum cahaya tampak. Namun sinar tersebut dapat terbaca oleh sensor penerima yang ada pada peralatan elektronik yang menerima sinyal tersebut. Sensor penerima yang digunakan adalah sebuah fototransistor infra merah. Jika pola sinyal infra merah yang diterima bersesuaian dengan salah satu instruksi, seperti instruksi menaikkan kecepatan pada kipas angin, maka kecepatan kipas angin tersebut akan dinaikkan. 
Gambar Remote Control CVision RM-106GS

Sensor Penerima Infra Merah
Komponen yang dapat menerima infra merah ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa dioda (fotodioda) atau transistor (fototransistor). Komponen ini akan merubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra merah, menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Komponen ini harus mampu mengumpulkan sinyal infra merah sebanyak mungkin sehingga pulsa-pulsa sinyal listrik yang dihasilkan kualitasnya cukup baik. Semakin besar intensitas infra merah yang diterima maka sinyal pulsa listrik yang dihasilkan akan baik; jika sinyal infra merah yang diterima intensitasnya lemah, maka infra merah tersebut harus mempunyai pengumpul cahaya yang cukup baik dan sinyal pulsa yang dihasilkan oleh sensor infra merah ini harus dikuatkan. Pada prakteknya sinyal infra merah yang diterima intensitasnya sangat kecil sehingga perlu dikuatkan. Selain itu agar tidak terganggu oleh sinyal cahaya lain maka sinyal listrik yang dihasilkan oleh sensor infra merah harus disaring pada frekeunsi sinyal pembawa, yaitu pada 30KHz-40KHz. Selanjutnya, baik fotodioda maupun fototransistor disebut sebagai fotodetector.

Gambar IR receiver 1838B

Keypad
Keypad adalah bagian penting dari suatu perangkat elektronika yang membutuhkan interaksi manusia. Keypad berfungsi sebagai interface antara perangkat (mesin) elektronik dengan manusia atau dikenal dengan istilah HMI (Human Machine Interface). Matrix keypad 4×4 memiliki konstruksi atau susunan yang simple dan hemat dalam penggunaan port mikrokontroler. Konfigurasi keypad dengan susunan bentuk matrix ini bertujuan untuk penghematan port mikrokontroler karena jumlah key (tombol) yang dibutuhkan banyak pada suatu sistem dengan mikrokontroler.

 ARM
ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32­bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine (sebelumnya lebih dikenal dengan kepanjangan Acorn RISC Machine).
ARM memiliki 3 jenis instruksi, yaitu : instruksi ARM (32-bit), instruksi Thumb (16-bit), dan instruksi Thumb-2 (16-bit dan 32-bit). Untuk instruksi Thumb dikenal mulai ARM7TDMI. ARM mempunyai dua macam jenis lisensi, yaitu :
1.    Lisensi desain core : mendapatkan desain core sesuai dengan desain arsitektur yang diinginkan.
2.    Lisensi arsitektur ARM : mendapatkan desain arsitektur dan dapat merancang desain core sendiri.

Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai berikut.
Bagian Atau Komponen Utama MOtor DC Kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau  lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban.

 Gambar Motor DC

Limit Switch
Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari limit switch itu sendiri.  Limit switch memiliki tiga buah terminal, yaitu: central terminal, normally close (NC) terminal, dan normally open (NO) terminal. Sesuai dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja dari suatu alat yang sedang beroperasi. Terminal NC, NO, dan central dapat digunakan untuk memutuskan aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya.

                                                               Gambar Limit Switch
Potensiometer
 Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang nilai tahanannya atau hambatannya (resistansi) dapat dirubah atau diatur (adjustable). Potensiometer memiliki 3 terminal, 2 terminal terhubung ke kedua ujung elemen resistif, dan terminal ketiga terhubung ke kontak geser yang disebut wiper. Posisi wiper menentukan tegangan keluaran dari potensiometer.

   Gambar Potensiometer

VI.   DIAGRAM ALIR


VII.  DIAGRAM BLOK


VIII.  DIAGRAM KOMPONEN



IX.  HASIL PERCOBAAN

X.  GAMBAR ALAT


XI.  KESIMPULAN

Berdasarkan alat yang telah dibuat dalam proyek ARM ini, dapat disimpulkan bahwa:
1.        Alat ini berfungsi untuk mengatur sudut buka dan tutup tirai dengan menggunakan keypad, untuk masukan berupa remote control belum berhasil dikarenakan ARM kesulitan dalam pembacaan input dari receiver.
2.       Kode yang dipancarkan oleh remote control berupa delapan digit karakter heksadesimal, yang diperoleh melalui pustaka IR_remote;
3.       Rangkaian driver pada alat ini menggunakan relay dan transistor.


REFERENSI

[1.]   Dheni Hamdani, Mohammad Iqbal, Skom.,MMSI (2007) “Alat Pembuka Dan Penutup Tirai Otomatis Dengan Mengunakan Sensor Cahaya”.
[2.]   Azizah Noor Ahmad, Andhi Darmawan (2011) “Purwarupa Sistem Otomasi Buka Tutup Tirai Berbasis Light Dependent Resistor”.
[3.]   Feri Adi Saputro, M. Faizal Haris, Mely Anissa Darma, (2011) “Tirai Jendela Otomatis Di Laboratorium Kontrol”.
[4.]   Eko Sugiharto, Muhammad Ichsan Ansory , Vinasthika Andewi Hermawati, (2012) “ Pengontrol Tirai dengan RF Remote”.
[5.]   Henry Yoseph Laa Peni (2014),  “Sistem Tirai Otomatis Menggunakan Sensor dan Aplikasi Platform Android pada Smartphone”.






















Nama penulis Laily Muntasiroh. Penulis dilahirkan di Demak pada tanggal 26 Juni 1993. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN Pedurungan Lor 01, MTs Futuhiyyah 2 Mranggen Demak, dan SMK N 7 (STM Pembangunan) Semarang. Tahun 2012 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.12.1.09. Apabila memiliki kritik, saran, atau pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi +6283838795857 atau melalui email: lailymuntasiroh@gmail.com.

Nama penulis Muhamad Budiyansah. Penulis dilahirkan di Banyumas pada tanggal 09 Juni 1993. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDN 06 Samudra, SMP PGRI Gumelar, SMAN 1 Ajibarang. Tahun 2011 penulis telah menyelesaikan pendidikan SMA. Pada tahun 2012 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) di Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM.3.32.12.1.09. Apabila memiliki kritik, saran, atau pertanyaan mengenai penelitian ini, dapat menghubungi +6285743273149 atau melalui email: muhamadbudiyansah@gmail.com.

Selasa, 27 Januari 2015

Penyeleksi Kemasan Botol Bahan Gelas Berlabel dan Tidak Berlabel

Penyeleksi Kemasan Botol Bahan Gelas Berlabel dan Tidak Berlabel

Mestuti Intan Choirunnisa1 dan Muhamad Choerul Umar2
 Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275



Intisari - Untuk mengetahui adanya label pada botol berbahan gelas, dibutuhkan alat untuk mendeteksi botol yang berlabel atau tidak berlabel. Maka dalam proyek ini dibuatlah aplikasi ARM (Advanced RISC Machine) menggunakan masukan sensor berupa phototransistor dan laser, sedangkan luaran berupa motor servo. Phototransistor digunakan untuk mendeteksi label yang ada di kemasan botol dengan laser sebagai sumber cahaya. Dan untuk menyeleksi botol yang berlabel atau tidak berlabel digunakan motor servo. Sedangkan ARM sebagai kontroler dan pemroses sinyal.
Kata Kunci : ARM Cortex M0, Phototransistor, Laser, Motor Servo, LED

Abstract to know there is a label on bottle that made from glasses, needs a tool to detect bottle labeled or no labeled. So in this project we make an ARM application using sensor as input from phototransistor and laser. The output is a motor servoPhoto Transistor used to detect label on bottle with laser as light source . And motor servo used to select bottle labeled or no labeled. While ARM as controller and signal processor.
Keyword : ARM Cortex M0, Phototransistor, Laser, Motor Servo, LED

I.     Pendahuluan


Di bidang industri, suatu produk dapat menjadi terkenal dikarenakan brand yang ada pada label produk itu sendiri. Maka suatu produk harus memiliki kemasan yang menarik serta tidak memiliki kecacatan. Dan untuk itu, proses penyeleksi terpasangnya label pada kemasan produk dirasa sangat penting. Khususnya di Indonesia, banyak industri yang masih menyeleksi label secara manual. Hal ini akan menimbulkan potensi kesalahan saat penyeleksian, dikarenakan human error. Selain itu, proses penyeleksian yang dilakukan secara manual dirasa tidak efisien jika label produk yang diseleksi banyak dan akan memerlukan tenaga manusia yang banyak pula. Dalam prinsip ekonomi, hal ini akan membebani biaya produksi. Maka proses penyeleksian label produk ini perlu digantikan oleh mesin sehingga dapat berjalan secara otomatis dan lebih modern.

II.     Tinjauan Pustaka


Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan ARM  cortexM0 ini.

A.     ARM CortexM0

ARM adalah prosesor dengan arsitektur set instruksi 32­bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang dikembangkan oleh ARM Holdings. ARM merupakan singkatan dari Advanced RISC Machine.


Gambar 1. Keluarga Mikroprosesor ARM

Mikroprosesor ARM mempunyai beberapa keluarga untuk menjangkau berbagai apli
kasi, salah satunya adalah ARM Cortex Prosesor Embedded (ARM Cortex Embedded Processors). Prosesor­-prosesor di keluarga seri Cortex­M telah dikembangkan khusus untuk domain mikrokontroler, dimana permintaan untuk kecepatan, determinasi waktu proses, dan manajemen interrupt bersama dengan jumlah gate silikon minimum (luas silikon yang minimum menentukan harga akhir prosesor) dan konsumsi daya yang minimum sangat diminati, seperti ARM Cortex­M0 yang merupakan prosesor untuk menggantikan aplikasi mikrokontroler 8­/16­bit dengan tipe ARM NUC120.
[1]
ARM NUC120 merupakan sebuah modul mikronkontroler 32-bit berbasis ARM CortexM0.  ARM NUC 120 BOARD dilengkapi dengan program bootloader sehingga tidak membutuhkan divais programmer terpisah. NUC120 dapat beroperasi dengan kecepatan CPU sampai 48MHz. Telah dilengkapi dengan Full Speed USB 2.0 Device Controller yang sangat fleksibel dan dapat dikonfigurasi untuk berbagai aplikasi berbasis USB.

Gambar 2. DT-ARM NUC120

Spesifikasi       :
  1. Berbasis NUC120RD2BN dengan Flash memory APROM sebesar 64 Kbyte, 8 Kbyte SRAM, 4 Kbyte Data Flash.
  2. Memiliki kemampuan IAP (In Applicaton Programming) dan ISP (In System Programming) melalui bootloader software pada LDROM.
  3. Tersedia jalur SWD (Serial Wire Debug) yang dapat digunakan untuk debugging serta programming.
  4. Dapat diprogram langsung melalui jalur USB.
  5. Mendukung Peripheral DMA mode.
  6. Memiliki 8 channel ADC dengan resolusi 12 bit.
  7. Memiliki 4 buah timer 32 bit.
  8. Memiliki fungsi Watchdog dan RTC.
  9. Dilengkapi dengan 4 buah hardware PWM dengan resolusi 16 bit.
  10. Memiliki masing-masing 2 kanal jalur komunikasi UART, SPI, dan I2C.
  11. Memiliki 1 channel I2C.
  12. Tersedia antarmuka USB dan UART RS-485.
  13. Terdapat sensor suhu built-in dengan range -40 - 125°C  dengan resolusi 1°C. Sensor ini memiliki gain -1.76mV/°C dan offset 720 mV pada suhu 0°C.
  14. Memiliki hingga 45 jalur GPIO yang masing-masing dapat dikonfigurasi pull-up/ pull-down resistor, repeater mode, input inverter, dan open-drain mode.
  15. Terdapat 22 MHz internal osilator.
  16. Frekuensi osilator eksternal sebesar 12 MHz dan fitur PLL sampai dengan 48 MHz.
  17. Frekuensi osilator eksternal sebesar 32.768 KHz yang dapat digunakan untuk fungsi RTC dan Low Power Mode.
  18. Tersedia rangkaian reset manual.
  19. Bekerja pada tegangan 3,3 – 5,5 V.
  20. Dilengkapi dengan regulator 3,3 V dan 5 V dengan arus maksimum 800 mA
  21. Tersedia pilihan catu daya input : catu daya eksternal 6,5 – 12 VDC (via regulator), catu daya eksternal 3,3 – 5,5 VDC (tanpa melalui regulator), atau menggunakan sumber catu daya dari jalur USB. [2]

 

B.     Phototransistor

Phototransistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penangkap cahaya atau detektor cahaya. Phototransistor terdiri dari satu buah transistor dan satu buah led. Bahan utama dari phototransistor adalah silikon atau gemanium. Kepekaan phototransistor sangat tinggi karena phototransistor telah memiliki penguat terintegrasi. Cahaya yang diterima menimbulkan arus pada daerah basis phototransistor, dan menghasilkan penguatan arus mulai dari seratus hingga beberapa ribu kali.

Gambar 3. Phototransistor dan Simbolnya

Saat phototransistor dikenai cahaya dari laser pointer, terdapat arus IB maka Vout = 0 Volt dan sistem akan menerima pesan bahwa tidak ada label pada kemasan botol. Dan pada saat phototransisitor tidak terkena cahaya (IB = 0 makaVout = Vcc), berarti sistem menerima pesan bahwa terdapat label pada kemasan botol.
Berdasarkan prinsip kerjanya maka phototransistor dapat digunakan sebagai sensor yang mendeteksi ada atau tidaknya label pada kemasan botol berbahan gelas. Jika phototransistor tidak mendeteksi cahaya karena terhalang benda, berarti botol tersebut sudah berlabel dan jika phototransistor mendeteksi cahaya karena tidak terhalang oleh benda, berarti botol tersebut belum berlabel.

C.     Laser

Laser adalah suatu divais yang memancarkan gelombang elektromagnetik melewati suatu proses yang dinamakan emisi spontan. Istilah laser merupakan singkatan dari light amplification by stimulated emission of radiation. Berkas laser umumnya sangat koheren, yang mengandung arti bahwa cahaya yang dipancarkan tidak menyebar dan rentang frekuensinya sempit (monochromatic light). Laser merupakan bagian khusus dari sumber cahaya.
Secara umum suatu divais laser terdiri dari media penguat berkas cahaya (gain medium), sumber energi pemompa (pumping source), dan resonator optik (optical resonator). 

Gambar 4. Laser

D.     Motor Servo

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol closed feedback (umpan balik loop tertutup), sehingga dapat di atur untuk menetukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor, di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, rangkaian gear , potensiometer dan rangkaian kontrol. Rangkaian gear yang ada pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.
Motor servo dikendalikan dengan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation/PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo.


Gambar 5. Motor Servo
Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Posisi poros output akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang diinginkan atau belum dan jika belum, maka kontrol input akan mengirim sinyal kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan. [5]
Berdasarkan prinsipnya jadi motor servo dapat digunakan sebagai output dari hasil penyeleksi botol berlabel, Jadi saat pada botol terdapat label, maka poros akan berputar ke arah kiri dan saat tidak ada label pada botol, maka poros akan berputar ke arah kanan.

E.     LED

LED (light emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang mampu memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai. Sama seperti dioda normal. Led terdiri dari sebuah chip yang diisi penuh, atau didopping untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut P-N Junction. Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya bergantung dari selisih pita energi dari bahan yang membentuk P-N junction.



Gambar 6. Light Emitting Diode.

Tak seperti lampu pijar atau neon, Led memiliki kecenderungan pada polarisasinya. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (P-N) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengalirkan arus listrik dari satu arah dan tidak berbalik. Karakteristik chip LED pada umumnya sama dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun, bila diberi tegangan yang terlampau besar , LED akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju. 

F.     Limit Switch

Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari limit switch itu sendiri.  Limit switch memiliki tiga buah terminal, yaitu: central terminal, normally close (NC) terminal, dan normally open (NO) terminal. Sesuai dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja dari suatu alat yang sedang beroperasi. Terminal NC, NO, dan central dapat digunakan untuk memutuskan aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya.

Gambar 7. Simbol Dan Bentuk Limit Switch

III.     PERANCANGAN ALAT


A.     Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika

Adapun sistem yang digunakan yaitu :
1.      DT-ARM NUC120
2.      Phototransistor
3.      Laser
4.      Motor Servo
5.      LED
6.      Limit Switch

B.     Blok Diagram Hubungan Komponen Utama


Blok diagram aplikasi ARM menggunakan masukan sensor cahaya dengan luaran motor dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 8. Blok Diagram Komponen Utama

C.     Perangkat Lunak

Untuk diagram alir, program aplikasi ARM menggunakan masukan sensor cahaya dan keluaran motor.

Gambar 9. Diagram Alir

IV.     Pengujian Alat


A.     Pengujian Sensor Cahaya

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan sensor cahaya dalam mendeteksi ketika terhalang benda serta bertujuan untuk menentukan nilai ambang yang akan menjadi set point pada program






Tabel 1. Pengujian Sensor Cahaya


 Gambar 10 Rancang Alat

V.     KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada proyek ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.      Pendeteksi label pada botol memanfaat prinsip kerja dari phototransistor yakni ketika phototransistor terkena cahaya laser berarti botol tidak terdapat label begitu juga sebaliknya ketika tidak terkena laser maka botol terdapat label.
2.      Cahaya laser yang melewati botol sebagian terbias karena sifat cahaya yang terkena kaca akan membias.

REFERENSI

[2]     Manual DT-ARM NUC120 Board.pdf
[3]     ssptpolsri-gdl-bayutriatm-4467-3-babii.pdf
[4]     http://optics-optics.blogspot.com/2013/03/prinsip-kerja-laser-adalah.html








Nama penulis Mestuti Intan Choirunnisa. Penulis lahir di Kota Semarang tanggal 15 Agustus 1994. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal, SDN Tlogosari Kulon 04, SMPN 9 Semarang, dan SMAN 1 Semarang. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikannya di Politeknik Negeri Semarang dengan mengambil Prodi D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik  Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.2.10. Apabila ada kritik dan saran silahkan hubungi penulis melalui via e-mail: choirunisamestutiintan@yahoo.co.id

Nama penulis Muhamad Choerul Umar. Penulis lahir di Kota Semarang tanggal 23 Maret 1993. Penulis telah menempuh pendidikan formal di TK Pertiwi 29 Semarang, SDN Mangunsari 01 Semarang, MTs N Salatiga, SMK N 7 Semarang. Pada tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikannya di Politeknik Negeri Semarang dengan mengambil Prodi D3 Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.12.2.11. Apabila ada kritik dan saran silahkan hubungi penulis melalui via e-mail: muhamadc.umar@gmail.com