Senin, 02 Februari 2015

PEMADAM CERDAS LCD PROYEKTOR DENGAN MIKROKONTROLER ARM NUC120

PEMADAM CERDAS LCD PROYEKTOR
DENGAN MIKROKONTROLER ARM NUC120
Akbar Duta Pratama1, Jefri Arif Riyanto2, Rokhmatun Zakiah Darajad3, Samuel Beta, Dr, Ing.Tech, M.T4.
Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Semarang

Intisari – Untuk memadamkan LCD Proyektor pada suatu ruangan yang terdapat LCD Proyektor dapat menggunakan remote LCD Proyektor. Dalam penelitian ini dibuatlah aplikasi dari ARM NUC120 menggunakan masukan sensor PIR (Passive Infra Red) , sensor cahaya (Photodioda), Push Button. Saat di dalam ruangan, PIR tidak mendeteksi gerakan manusia dan LCD Proyektor masih menyala, maka LCD Proyektor akan mati otomatis dengan penundaan tertentu. Push Button memberikan masukan ketika akan menghidupkan LCD Proyektor dengan menekan tombol tersebut. Untuk output yang dihasilkan adalah Solenid door lock,yang akan bergerak untuk memadamkan LCD Proyektor. 

Kata Kunci : ARM NUC120, PIR, Photodioda, Push button, LCD Proyektor, Solenoid

Abstract - To turn off the LCD projector in a room that contained an LCD projector can use the remote LCD projectors. In this research the application of ARM NUC120 using a PIR sensor input (Passive Infra Red) , light sesor (photodioda) and Push Button.  When the room, PIR don’t detect human movement and LCD Projector is still turning OFF, so LCD projector will be turn off automatically. Push Button is used to  turn on the LCD projector by pushing  the button. For the output is produced Solenid door lock, which will move to sliding the LCD Projector

Keywords: ARM NUC120, PIR, Push button, LCD Projector , Solenoid

I.       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perangkat elektronika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian perangkat elektronika yang kurang benar dan ketidaktahuan pengguna, membuat perangkat eletktronik tersebut kurang tahan lama atau dengan kata lain cepat rusak. Sebagai contoh LCD proyektor. Walaupun LCD proyektor yang beredar dipasaran ada berbagai macam merek, namun cara penggunaan dan pemeliharaan yang hampir sama.
 Kesalahan dalam maintenance yang sering ditemui ialah penyalaan dan pemadaman proyektor yang tidak sesuai prosedur. Perlakuan terhadap proyektor yang tidak sesuai prosedur yakni setelah selesai digunakan proyektor dibiarkan tetap menyala dan tidak dimatikan sehingga akan terjadi pemborosan listrik. Selain itu, pemadaman listrik secara tiba-tiba, dapat menyebabkan bola lampu proyektor mudah rusak. Karena bola-lampu proyektor sangat sensitif terhadap perubahan aliran arus listrik, sedangkan harga bola-lampu LCD proyektor itu sendiri cukup mahal. Selain dua hal tersebut, kurangnya pemahaman pengguna terhadap arti warna led indikator pada LCD proyektor dan kuantitas penekanan tombol power juga mampu mempendek umur ketahanan LCD proyektor.
Di samping hal tersebut, dalam penggunaan remote LCD proyektor cukup membantu, tetapi kelalaian pengguna dalam penyimpanan remote LCD proyektor menyebabkan pengguna malas untuk mematikan LCD proyektor. Hal itu disebabkan, pengguna lupa dimana tempat meletakkan remote LCD proyektor terakhir.
Dari permasalahan yang telah diuraikan, penyusun ingin membuat suatu alat yang bila memadamkan LCD proyektor secara otomatis berdasarkan kehadiran manusia pada suatu ruangan. Adapun judul Tugas Akhir yang dibuat adalah “ Pemadam Cerdas LCD Proyektor”.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a.    Bagaimana mengatur sensor PIR (Passive Infra Red) bekerja untuk mendeteksi kehadiran manusia yang akan mengatur kerja dari sensor warna dan Solenoid Lock dalam mengaktifkan proyektor?
b.    Bagaimana mengatur saklar yang akan digunakan untuk menggerakkan Solenoid untuk mengaktifkan proyektor saat akan digunakan?
c.    Bagaimana mengatur proyektor padam(off) secara otomatis ketika tidak terdeteksi adanya manusia dalam waktu tertentu dalam ruangan?
  

1.3  Ruang Lingkup
Dalam pembuatan Tugas Akhir yang berjudul “Pemadam Cerdas LCD Proyektor” ini, penyususn memberikan ruang lingkup, antara lain:
a.         Alat ini akan bekerja berdasarkan kehadiran manusia.
b.         LCD Proyektor yang digunakan berada di Ruang Laboratorium Kendali.
c.         Penggunaan Push Button sebagai saklar untuk menghidupkan LCD proyektor.
d.        LCD proyektor akan mati secara otomatis ketika tidak ada dalam ruangan pada rentang  waktu yang ditentukan.
e.         Solenoid yang akan bekerja untuk menekan tombol power pada LCD proyektor.

1.4  Tujuan
Tujuan dari pembuatan Proyek ARM ini adalah untuk membuat alat pemadam cerdas untuk LCD proyektor dengan masukan sensor PIR dan keluaran berupa gerakan pada Solenoid Lock.

II.    TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengetahui berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan mikrokontroler ARM NUC120 ini.
A.    ARM NUC120RD2BN
DT-ARM NUC120 Board merupakan modul pengembangan mikrokontroler NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0 dari Nuvoton. Modul ini dapat bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48 MHz. Modul ini juga telah dilengkapi dengan bootloader internal, sehingga tidak diperlukan lagi device programm eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.

Gambar 2.1 Board ARM NUC120 RD2BN
Spesifikasi :
·      Berbasis mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
·      Terintegrasi dengan cystal eksternal 12 MHz.
·      Terintegrasi dengan osilator 32,768 KHz sebagai sumber clock RTC.
·      Memiliki 1x Port USB.
·      Memiliki 1 port RS-485.
·      Memiliki 3 kanal UART dengan level tegangan TTL 3,3VDC / 5VDC.
·      Tersedia port USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan program mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
·      Memiliki port Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
·      Memiliki 45 jalur GPIO.
·      Terintegrasi dengan sensor suhu internal.
·      Memiliki port input 8 kanal ADC 12-bit.
·      Bekerja pada level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
·      Input catu daya untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.

B.     Solenoid Door Lock
Bagian ini berfungsi sebagai aktuator. Biasanya alat ini dibuat khusus untuk pengunci pintu otomatis. Selenoid ini akan bergerak atau bekerja apabila diberi tegangan. Tegangan Selenoid ini rata-rata yang dijual dipasaran adalah 12 volt tetapi ada juga yang 6 volt dan 24 volt. Prinsip kerja Solenoid Lock sendiri adalah pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang/ terkunci dan jika diberi tegangan, tuas akan memendek/terbuka.
Di dalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan menarik inti besi ke dalam.

Gambar 2.2 Solenoid Door Lock

Tabel 2.1 Spesifikasi Solenoid Door Lock
voltage
DC24V
power
18W
material
metal & plastic
Connector 
2 cable with white connector
Current
1.5A
Fail Secure
Locked when power off
Working mode Continous power
power-off-lock 
The unlocking time
<1s
Continous power
<10


C.    Passive Infra Red (PIR)
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.

Gambar 2.3 PIR

Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.

D.    Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

Gambar 2.4 Push Button

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).
·      NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
·      NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (Push Button Off).

E.     Photodioda
. Photodioda adalah sebuah dioda yang dioptimasi untuk menghasilkan aliran elektron (atau arus listrik) sebagai respon apabila terpapar oleh sinar ultraviolet, cahaya tampak, atau cahaya infra merah. Kebanyakan photodioda dibuat dari silikon, tetapi ada juga yang dibuat dari germanium dan galium arsenida. Daerah sambungan semikonduktor tipe P dan N tempat cahaya masuk harus tipis sehingga cahaya bisa masuk ke daerah aktifnya (active region) atau daerah pemisahnya (depletion region) tempat dimana cahaya diubah menjadi pasangan elektron dan hole.
Pada lapisan tipe-P yang dangkal terdifusi ke lapisan jenis-N menghasilkan sambungan PN didekat permukaan lapisan “wafer” tersebut. Lapisan tipe-P harus tipis sehingga bisa melewatkan cahaya sebanyak mungkin. Difusi tipe-N yang banyak ada di belakang lapisan “wafer” tersebut menempel dengan kontak logam.
Gambar 2.5 Photodioda
Cahaya yang masuk ke bagian atas photodioda masuk ke dalam lapisan semikonduktor. Lapisan tipe-P yang tipis di atas membuat banyak foton melewatinya menuju daerah pemisah (depletion region) tempat dimana pasang elektron dan hole terbentuk. Medan listrik yang tercipta di daerah pemisah menyebabkan elektron tertarik ke lapisan N, sedangkan hole ke lapisan P. Banyak pasangan elektron dan hole yang terbentuk di daerah P dan N mengalami rekombinasi. Hanya ada beberapa yang berekombinasi di daerah pemisah. Oleh karena itu, hanya ada sedikit pasangan hole dan elektron yang ada di daerah N dan P, dan pasangan hole-elektron di daerah pemisah adalah yang menyebabkan terjadinya arus listrik pada saat photodioda terkena cahaya (photocurrent).
F.     IC Ca3140
Pada IC Ca3140 ini merupakan salah satu IC MOSFET yang berfungsi sebagai penguat tegangan. Dimana pada IC ini terdapat 8 pin kaki IC, yang memiliki input pada kaki 2 untuk penguatan Inverting(pembalik), atau pada kaki 3 untuk penguatan non-Inverting(tak membalik). Dan output berada pada kaki 6 yang nantinya keluarannya akan sesuai dengan berapa kali tegangan dari input yang akan dikuatkan.
Gambar 2.6 IC Ca3140

G.    Transistor C9014
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan transistor NPN.

Gambar 2.7 Transistor C9014

Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan tegangan bias pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan semikonduktor yang digunakan. Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif dari emitor. Dan untuk transistor PNP, tegangan bias pada basis harus lebih negatif dari emitor. Semakin tinggi arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan kolektor-emitor (VCE) semakin rendah.

III.   PERANCANGAN ALAT
A.    Perangkat Keras dan Rangkaian Elektronika
Adapun system yang digunakan yaitu:
1.    Adaptor 12V, 2A
2.    Passive Infra Red (PIR)
3.    Solenoid Lock Door
4.    Push Button
5.    Driver Solenoid Door Lock
6.    Photodioda
7.    Penguat Non inverting Ca3140
8.    Transistor tipe N: C9014

B.     Blok Diagram Hubungan Komponen Utama
Blok diagram aplikasi mikrokontroler ARM NUC120 dengan masukan PIR, Push Button, Photodioda serta luaran Solenoid Door Lock.

Gambar 3.1 Diagram Blok Pemadam Cerdas LCD Proyektor

1.    Push Button berfungsi sebagai tombol untuk menggerakan Solenoid Lock Door sewaktu-waktu.
2.    Photodioda berfungsi sebagai pendeteksi cahaya sorot lampu LCD Proyektor. Jika mendeteksi cahaya maka logika ‘1’ (high) sedangkan saat lampu LCD Proyektor mati maka memberikan logika’0’ (low).
3.    PIR (Passive Infra Red) berfungsi sebagai pendeteksi gerakan manusia. Jika dalam ruangan terdeteksi gerakan, maka PIR akan memberikan logika high dan jika PIR tidak mendeteksi gerakan, maka output PIR akan memberikan logika low.
4.    Amplifier Ca3140 sebagai penguat tegangan tak membalik (non inverting) agar masukan mikrokontroler sebesar 5 volt dan keluaran untuk driver adalah minimal 5volt.
5.    Mikrokontroler ARM NUC 120 berfungsi sebagai otak yang mengendalikan seluruh sistem alat.
6.    Solenoid Lock Door berfungsi sebagai output dari kedua input tersebut. Jika di dalam ruangan tidak terdeteksi gerakan manusia, maka secara otomatis Solenoid Lock akan bergerak menyentuh tombol on/off LCD Proyektor, sehingga LCD akan padam.
7.    Driver Solenoid Door Lock berfungsi untuk men-drive keluaran tegangan mikrokontroler yang kecil dan transistor berfungsi sebagai saklar.

C.    Perangkat Lunak
·         Diagram Alir

Gambar 3.2 Diagram Alir Pemadam Cerdas LCD Proyektor

D.    Prinsip Kerja
Pemadam Cerdas LCD Proyektor ini berkerja berdasarkan kehadiran manusia di ruangan dan adanya sorotan cahaya yang dipancarkan oleh LCD proyektor. Ketika ada orang yang masuk kedalam ruangan dan LCD proyektor dalam keadaan mati(proyektor tidak menyorotkan cahaya) , maka sensor PIR akan bekerja. Jika orang yang di dalam ruangan ingin menggunakan LCD proyektor, maka tinggal menekan push button yang ada di dinding. Ketika push button ditekan, maka solenoid akan bekerja dan menekan tombol power yang ada di LCD proyektor sehingga LCD proyektor dalam kondisi on / siap pakai.
Ketika orang hendak meninggalkan ruangan namun ingin mematikan LCD Proyektor, ia bisa menekan langsung tombol Push Botton untuk menggerakan Solenoid. Sehingga, pengguna tidak harus menekan langsung tombol power pada LCD Proyektor. Selaian itu, ketika ruangan kosong atau tidak ada orang namun LCD proyektor masih memancarkan cahaya yang terdeteksi oleh Photodioda, maka akan ada penudaan waktu(delay) selama 10 menit, setelah itu Solenoid Lock Door akan bergerak untuk menekan tomnol power pada LCD proyektor, sehingga LCD Proyektor menjadi padam.

IV.   PENGUJIAN ALAT
4.1  Hasil

Gambar 4.1 Board Nuvoton NUC120


Gambar 4.2 Driver Solenoid Door Lock

Gambar 4.3 Tampilan Box dari atas


Gambar 4.4 Penguat PIR


Gambar 4.5 Rangkaian Sensor Cahaya


Gambar 4.6 Rangkaian Penguat untuk Driver Solenoid

4.2  Pembahasan
A.    Adaptor
Hasil Keluaran adaptor adalah 12V, 2A.
B.     Rangkaian Push Button
Push button digunakan sebagai unjuk kerja solenoid. Jadi, entah PIR mendeteksi gerakan maupun tidak, jika Push Button ditekan maka Solenoid Lock Door akan bergerak untuk memadamkan LCD Proyektor. Masukan push button saat ditekan ke ARM adalah logika ‘1’ (high).
C.     Rangakain Photodioda
Saat mendeteksi cahaya sorot maka, akan memberikan tegangan keluaran dari rangkaian dan masuk ke Pin GPA-2 adalah logika 1 yakni 5 volt.
D.    Kerja PIR (Passive Infra Red) dan Penguatnya
PIR akan memberikan logika ‘0’ (low) saat tidak mendeteksi gerakan dalam ruangan dan akan memberikan logika ‘1’ (high) saat mendeteksi gerakan manusia. Maka keluaran PIR adalah sebesar 3,3 Volt lalu dikutakan 1,5 kali sehingga keluaran tegnagan sebesar 5volt. Lalu, keluaran tersebut masuk ke PIN GPB-1 pada ARM.
E.     Rangakain Penguat keluaran ARM untuk Masukan Driver Solenoid
Keluaran tegangan ARM saat dihubungkan ke rangkaian driver mengalami drop tegangan menjadi 1 volt, lalu dikuatkan 1,25 kali, supaya masukan basis pada transistor driver minimal adalah 5v. Dengan tegangan ini, mampu menggerakan solenoid lock door.
F.      Rangkaian Driver Solenoid
Driver hanya akan aktif atau konduksi ketika mendapat input tegangan basis (VB)  5V dan arus 25mA. Keluaran penguat driver adalah 5 volt, sehingga mampu mengaktifkan driver dan menggerakan solenoid lock door.

V.      KESIMPULAN
1.      Proses kerja solenoida yaitu saat kode yang dimasukkan benar maka port A1 dari board arduino akan mengirimkan sinyal berupa tegangan high “1” ke driver solenoid, maka solenoid akan bekerja dan tombol LCD Proyektor akan tertekan 1 kali, lalu kembali ke posisi semula yakni diberikan logika low “0” pada driver solenoid tersebut.
2.      Hasil pengujian unjuk kerja dari alat menunjukkan bahwa semua modul input dan modul output yang digunakan tidak mampu bekerja sesuai dengan rancangan. Pada bagian catu daya (adaptor) telah mampu mencatu rangkaian driver dan Solenoid Lock. Namun, untuk men-driver memerlukan arus input 5Volt, 25mA, sedangkan arus ARM adalah hanya  20mA dan 2 Volt, karena mengalami drop tegangan. Sehingga perlu pemasangan penguat non inverting dari keluaran ARM untuk masukan driver.
3.       Pada modul input yakni push button, PIR, photodioda sudah dapat memberikan imput ke mikrokontroler ARM sesuai yang diharapkan. Tetapi, modul output masih belum bekerja sesuai perencanaan, karena kendala dalam pemrograman untuk membuat penundaan ketika ruangan tidak mendeteksi gerakan manusia dan LCD proyektor masih menyala.
4.      Transistor digunakan sebagai saklar adalah tipe TIP41, karena transistor jenis ini tahan panas, dan mampu bekerja pada arus yang besar.


VI.   SARAN
1.      Untuk pemasangan kabel panjang, yang menghubungkan LCD proyektor dengan modul diperlukan penguatan yang lebih besar.
2.      Masih perlu banyak belajar dalam pembuatan program ARM NUC120, agar sistem alat dapat bekerja sesuai yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Lapantech. Solenoid Door Lock. (http://lapantech.com/LY-01B-Solenoid-Door-Lock-arduino-kunci-pintu-otomatis, diunduh 7 Januari 2015)
Anonim. LCD Proyektor. (http://rentallcdmalang.wordpress.com/category/tentang-lcd-proyektor/, diunduh 25 November 2014)
Ramakumbo, Ario Gusti. 2012. “Magnetic Door Lock Menggunakan Kode Pengaman.Berbasis ATMega 328”. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Datasheet

DATA PENYUSUN

Nama penyusun Akbar Duta Pratama. Penyusun dilahirkan di Cilacap tanggal 22  Juni 1995. Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Pertiwi 01 Semarang, SDN Gumilir 2Cilacap, SMPN 5 Cilacap, dan SMAN 3 Cilacap. Tahun 2012 penyusun telah menyelesaikan pendidikan SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan NIM. 3.32.12.0.02. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085777204402 atau melalui via email: akbardutapratama@yahoo.co.id.


Nama penyusun Jefri Arif Riyanto. Penyusun dilahirkan di Grobogan tanggal 7 Juni 1994. Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Kristen Purwodadi, SDN 02 Purwodadi, SMPN 1 Purwodadi dan SMAN 1 Purwodadi. Tahun 2012 penyusun telah menyelesaikan pendidikan SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan NIM. 3.32.12.0.11. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 08987937476 atau melalui via email: jefriarifriyanto@gmail.com.  


Nama penyusun Rokhmatun Zakiah Darajad. Penyusun dilahirkan di Semarang tanggal 15 Desember 1993. Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Al Hidayah Banyumanik, SDN Banyumanik 01-02 Semarang, SMPN 21 Semarang, dan SMAN 4 Semarang. Tahun 2012 penyusun telah menyelesaikan pendidikan SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan NIM. 3.32.12.0.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi 085640414662 atau melalui via email: rokhmazahra@gmail.com. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar