PEMADAM CERDAS LCD
PROYEKTOR
DENGAN
MIKROKONTROLER ARM NUC120
Akbar Duta Pratama1,
Jefri Arif Riyanto2, Rokhmatun Zakiah Darajad3, Samuel Beta, Dr,
Ing.Tech, M.T4.
Program Studi Teknik Elektronika, Politeknik Negeri
Semarang
akbardutapratama@yahoo.co.id1, jefriarifriyanto@gmail.com2, rokhmazahra@gmail.com3 , sambetak2@gmail.com4
Intisari – Untuk memadamkan LCD Proyektor pada suatu ruangan yang terdapat LCD Proyektor dapat menggunakan remote LCD Proyektor. Dalam penelitian ini dibuatlah aplikasi dari ARM NUC120 menggunakan masukan sensor PIR (Passive Infra Red) , sensor cahaya (Photodioda), Push Button. Saat di dalam ruangan, PIR tidak mendeteksi gerakan manusia dan LCD Proyektor masih menyala, maka LCD Proyektor akan mati otomatis dengan penundaan tertentu. Push Button memberikan masukan ketika akan menghidupkan LCD Proyektor dengan menekan tombol tersebut. Untuk output yang dihasilkan adalah Solenid door lock,yang akan bergerak untuk memadamkan LCD Proyektor.
Kata Kunci : ARM NUC120, PIR,
Photodioda, Push button, LCD Proyektor, Solenoid
Abstract - To turn off the LCD
projector in a room that contained an LCD projector can use the remote LCD
projectors. In this research the application of ARM NUC120 using a PIR sensor
input (Passive Infra Red) , light sesor (photodioda) and Push Button. When the room, PIR don’t detect human movement
and LCD Projector is still turning OFF, so LCD projector will be turn off
automatically. Push Button is used to
turn on the LCD projector by pushing
the button. For the output is produced Solenid door lock, which will
move to sliding the LCD Projector
Keywords: ARM NUC120, PIR, Push
button, LCD Projector , Solenoid
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perangkat elektronika banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Pemakaian perangkat
elektronika yang kurang benar dan ketidaktahuan pengguna, membuat perangkat
eletktronik tersebut kurang tahan lama atau dengan kata lain cepat rusak.
Sebagai contoh LCD proyektor. Walaupun LCD proyektor yang beredar dipasaran ada berbagai
macam merek, namun cara penggunaan dan pemeliharaan yang hampir sama.
Kesalahan
dalam maintenance yang sering ditemui
ialah penyalaan dan pemadaman proyektor yang tidak sesuai prosedur. Perlakuan
terhadap proyektor yang tidak sesuai prosedur yakni setelah selesai digunakan
proyektor dibiarkan tetap menyala dan tidak dimatikan sehingga akan terjadi
pemborosan listrik. Selain itu, pemadaman listrik secara tiba-tiba, dapat
menyebabkan bola lampu proyektor mudah rusak. Karena bola-lampu proyektor sangat
sensitif terhadap perubahan aliran arus listrik, sedangkan harga bola-lampu LCD
proyektor itu sendiri cukup mahal. Selain dua hal tersebut, kurangnya pemahaman
pengguna terhadap arti warna led indikator pada LCD proyektor dan kuantitas
penekanan tombol power juga mampu
mempendek umur ketahanan LCD proyektor.
Di
samping hal tersebut, dalam penggunaan remote
LCD proyektor cukup membantu, tetapi kelalaian pengguna dalam penyimpanan remote LCD proyektor menyebabkan
pengguna malas untuk mematikan LCD proyektor. Hal itu disebabkan, pengguna lupa
dimana tempat meletakkan remote LCD
proyektor terakhir.
Dari
permasalahan yang telah diuraikan, penyusun ingin membuat suatu alat yang bila memadamkan LCD proyektor secara
otomatis berdasarkan kehadiran manusia pada suatu ruangan. Adapun judul Tugas
Akhir yang dibuat adalah “ Pemadam Cerdas LCD Proyektor”.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a.
Bagaimana
mengatur sensor PIR (Passive Infra Red) bekerja
untuk mendeteksi kehadiran manusia yang akan mengatur kerja dari sensor warna
dan Solenoid Lock dalam mengaktifkan proyektor?
b.
Bagaimana
mengatur saklar yang akan digunakan untuk menggerakkan Solenoid untuk mengaktifkan proyektor saat akan digunakan?
c.
Bagaimana
mengatur proyektor padam(off) secara
otomatis ketika tidak terdeteksi adanya manusia dalam waktu tertentu dalam
ruangan?
1.3 Ruang
Lingkup
Dalam pembuatan Tugas Akhir yang berjudul “Pemadam Cerdas
LCD Proyektor” ini, penyususn memberikan ruang lingkup, antara lain:
a.
Alat
ini akan bekerja berdasarkan kehadiran manusia.
b.
LCD
Proyektor yang digunakan berada di Ruang Laboratorium Kendali.
c.
Penggunaan
Push Button sebagai saklar untuk
menghidupkan LCD proyektor.
d.
LCD
proyektor akan mati secara otomatis ketika tidak ada dalam ruangan pada
rentang waktu yang ditentukan.
e.
Solenoid
yang akan bekerja untuk menekan tombol power pada LCD proyektor.
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan Proyek ARM ini adalah untuk membuat
alat pemadam cerdas untuk LCD proyektor dengan masukan sensor PIR dan keluaran
berupa gerakan pada Solenoid Lock.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk mengetahui
berbagai komponen dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan
pustaka sebagai acuan dalam merancang dan membuat aplikasi menggunakan mikrokontroler
ARM NUC120 ini.
A.
ARM NUC120RD2BN
DT-ARM NUC120 Board merupakan
modul pengembangan mikrokontroler NUC120RD2BN yang berbasis CPU ARM Cortex-M0
dari Nuvoton. Modul ini dapat bekerja dengan kecepatan CPU sampai dengan 48
MHz. Modul ini juga telah dilengkapi dengan bootloader internal, sehingga tidak
diperlukan lagi device programm eksternal. Pemrograman melalui bootloader bisa
dilakukan dengan menggunakan koneksi USB.
Gambar 2.1 Board ARM NUC120 RD2BN
Spesifikasi :
·
Berbasis
mikrokontroler NUC120RD2BN (64 KB APROM, 8 KB SRAM, 4 KB Data Flash, CPU ARM Cortex-M0).
·
Terintegrasi
dengan cystal eksternal 12 MHz.
·
Terintegrasi
dengan osilator 32,768 KHz sebagai sumber clock RTC.
·
Memiliki 1x
Port USB.
·
Memiliki 1 port
RS-485.
·
Memiliki 3
kanal UART dengan level tegangan TTL 3,3VDC / 5VDC.
·
Tersedia port
USB yang berfungsi untuk antarmuka serial sekaligus menuliskan program
mikrokontroler, sehingga tidak membutuhkan programmer eksternal.
·
Memiliki port
Serial Wire Debug untuk proses debuging dan programming.
·
Memiliki 45
jalur GPIO.
·
Terintegrasi
dengan sensor suhu internal.
·
Memiliki port
input 8 kanal ADC 12-bit.
·
Bekerja pada
level tengan 3,3VDC / 5VDC dengan arus maksimum 800mA.
·
Input catu daya
untuk board : 6,5VDC - 12VDC / 3,3VDC - 5VDC.
B.
Solenoid Door Lock
Bagian ini berfungsi sebagai aktuator. Biasanya alat ini
dibuat khusus untuk pengunci pintu otomatis. Selenoid ini akan bergerak atau
bekerja apabila diberi tegangan. Tegangan Selenoid ini rata-rata yang dijual
dipasaran adalah 12 volt tetapi ada juga yang 6 volt dan 24 volt. Prinsip kerja
Solenoid Lock sendiri adalah pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas
memanjang/ terkunci dan jika diberi tegangan, tuas akan memendek/terbuka.
Di dalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti
besi. Ketika arus listrik mengalir melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet
untuk menghasilkan energi yang akan menarik inti besi ke dalam.
Gambar 2.2 Solenoid Door Lock
Tabel
2.1 Spesifikasi Solenoid Door Lock
voltage
|
DC24V
|
power
|
18W
|
material
|
metal & plastic
|
Connector
|
2 cable with white connector
|
Current
|
1.5A
|
Fail Secure
|
Locked when power off
|
Working mode Continous power
|
power-off-lock
|
The unlocking time
|
<1s
|
Continous
power
|
<10
|
C.
Passive Infra Red (PIR)
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah
sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared
kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan
apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini
hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh
setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini
biasanya adalah tubuh manusia.
Gambar 2.3 PIR
Mengapa sensor
PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini disebabkan karena adanya IR
Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar
inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang
dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini
saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Jadi, ketika
seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar
inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang
berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar
inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada
menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator
sehingga menghasilkan output.
D.
Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar
sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus
listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock
disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus
aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan
(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Gambar 2.4 Push
Button
Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button switch
mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally Open).
·
NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau
menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau
menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
·
NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button
ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran
arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit
(Push Button Off).
E.
Photodioda
. Photodioda adalah sebuah
dioda yang dioptimasi untuk menghasilkan aliran elektron (atau arus listrik)
sebagai respon apabila terpapar oleh sinar ultraviolet, cahaya tampak, atau cahaya infra
merah. Kebanyakan photodioda dibuat dari silikon, tetapi ada juga yang dibuat
dari germanium dan galium arsenida. Daerah sambungan semikonduktor tipe P dan N
tempat cahaya masuk harus tipis sehingga cahaya bisa masuk ke daerah aktifnya
(active region) atau daerah pemisahnya (depletion region) tempat dimana cahaya
diubah menjadi pasangan elektron dan hole.
Pada lapisan tipe-P yang
dangkal terdifusi ke lapisan jenis-N menghasilkan sambungan PN didekat
permukaan lapisan “wafer” tersebut. Lapisan tipe-P harus tipis sehingga bisa
melewatkan cahaya sebanyak mungkin. Difusi tipe-N yang banyak ada di belakang
lapisan “wafer” tersebut menempel dengan kontak logam.
Gambar 2.5
Photodioda
Cahaya yang masuk ke bagian atas photodioda
masuk ke dalam lapisan semikonduktor. Lapisan tipe-P yang tipis di atas membuat
banyak foton melewatinya menuju daerah pemisah (depletion region) tempat dimana
pasang elektron dan hole terbentuk. Medan listrik yang tercipta di daerah
pemisah menyebabkan elektron tertarik ke lapisan N, sedangkan hole ke lapisan
P. Banyak pasangan elektron dan hole yang terbentuk di daerah P dan N mengalami
rekombinasi. Hanya ada beberapa yang berekombinasi di daerah pemisah. Oleh
karena itu, hanya ada sedikit pasangan hole dan elektron yang ada di daerah N
dan P, dan pasangan hole-elektron di daerah pemisah adalah yang menyebabkan
terjadinya arus listrik pada saat photodioda terkena cahaya (photocurrent).
F. IC Ca3140
Pada IC Ca3140 ini merupakan salah satu IC MOSFET yang
berfungsi sebagai penguat tegangan. Dimana pada IC ini terdapat 8 pin kaki IC,
yang memiliki input pada kaki 2 untuk penguatan Inverting(pembalik), atau pada kaki 3 untuk penguatan non-Inverting(tak membalik). Dan output
berada pada kaki 6 yang nantinya keluarannya akan sesuai dengan berapa kali
tegangan dari input yang akan dikuatkan.
Gambar 2.6 IC Ca3140
G.
Transistor C9014
Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan
semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor
(E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Gambar 2.7 Transistor C9014
Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan
tegangan bias pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan semikonduktor yang digunakan. Untuk
transistor NPN,
tegangan bias pada basis harus lebih
positif dari emitor. Dan
untuk transistor PNP,
tegangan bias pada basis harus lebih
negatif dari
emitor. Semakin tinggi arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh
(semakin ON) dan tegangan kolektor-emitor (VCE) semakin rendah.
III. PERANCANGAN ALAT
A. Perangkat
Keras dan Rangkaian Elektronika
Adapun system
yang digunakan yaitu:
1.
Adaptor 12V, 2A
2.
Passive Infra Red (PIR)
3.
Solenoid Lock Door
4.
Push Button
5.
Driver Solenoid Door Lock
6.
Photodioda
7.
Penguat Non inverting Ca3140
8.
Transistor tipe N: C9014
B.
Blok Diagram
Hubungan Komponen Utama
Blok diagram aplikasi mikrokontroler ARM NUC120 dengan
masukan PIR, Push Button, Photodioda serta luaran Solenoid Door
Lock.
Gambar 3.1
Diagram Blok Pemadam Cerdas LCD Proyektor
1. Push Button
berfungsi sebagai tombol untuk menggerakan Solenoid Lock Door sewaktu-waktu.
2. Photodioda
berfungsi sebagai pendeteksi cahaya sorot lampu LCD Proyektor. Jika mendeteksi
cahaya maka logika ‘1’ (high) sedangkan saat lampu LCD Proyektor mati maka
memberikan logika’0’ (low).
3. PIR (Passive
Infra Red) berfungsi sebagai pendeteksi gerakan manusia. Jika dalam ruangan
terdeteksi gerakan, maka PIR akan memberikan logika high dan jika PIR tidak mendeteksi gerakan, maka output PIR akan
memberikan logika low.
4. Amplifier
Ca3140 sebagai penguat tegangan tak membalik (non inverting) agar masukan mikrokontroler sebesar 5 volt dan
keluaran untuk driver adalah minimal 5volt.
5. Mikrokontroler
ARM NUC 120 berfungsi sebagai otak yang mengendalikan seluruh sistem alat.
6. Solenoid Lock
Door berfungsi sebagai output dari kedua input tersebut. Jika di dalam ruangan
tidak terdeteksi gerakan manusia, maka secara otomatis Solenoid Lock akan
bergerak menyentuh tombol on/off LCD Proyektor, sehingga LCD akan padam.
7. Driver Solenoid
Door Lock berfungsi untuk men-drive
keluaran tegangan mikrokontroler yang kecil dan transistor berfungsi sebagai
saklar.
C. Perangkat
Lunak
·
Diagram Alir
Gambar 3.2 Diagram Alir Pemadam Cerdas LCD Proyektor
D. Prinsip Kerja
Pemadam Cerdas LCD Proyektor ini berkerja berdasarkan
kehadiran manusia di ruangan dan adanya sorotan cahaya yang dipancarkan oleh
LCD proyektor. Ketika ada orang
yang masuk kedalam ruangan
dan LCD proyektor dalam keadaan mati(proyektor tidak menyorotkan cahaya) , maka sensor PIR akan bekerja. Jika orang yang di dalam ruangan ingin menggunakan LCD proyektor,
maka tinggal menekan push button yang ada di dinding. Ketika push button
ditekan, maka solenoid akan bekerja dan menekan tombol power yang ada di LCD
proyektor sehingga LCD proyektor dalam kondisi on / siap pakai.
Ketika orang hendak meninggalkan ruangan namun ingin
mematikan LCD Proyektor, ia bisa menekan langsung tombol Push Botton untuk
menggerakan Solenoid. Sehingga, pengguna tidak harus menekan langsung tombol power pada LCD Proyektor. Selaian itu, ketika
ruangan kosong atau tidak ada orang namun LCD proyektor masih memancarkan
cahaya yang terdeteksi oleh Photodioda, maka akan ada penudaan waktu(delay) selama 10 menit, setelah itu
Solenoid Lock Door akan bergerak untuk menekan tomnol power pada LCD proyektor,
sehingga LCD Proyektor menjadi padam.
IV. PENGUJIAN
ALAT
4.1 Hasil
Gambar 4.1 Board Nuvoton NUC120
Gambar 4.2 Driver Solenoid Door Lock
Gambar 4.3 Tampilan Box dari atas
Gambar 4.4 Penguat PIR
Gambar 4.5 Rangkaian Sensor Cahaya
Gambar 4.6 Rangkaian Penguat untuk Driver Solenoid
4.2 Pembahasan
A.
Adaptor
Hasil Keluaran adaptor adalah 12V, 2A.
B.
Rangkaian Push Button
Push button digunakan sebagai unjuk kerja solenoid. Jadi,
entah PIR mendeteksi gerakan maupun tidak, jika Push Button ditekan maka Solenoid
Lock Door akan bergerak untuk memadamkan LCD Proyektor. Masukan push button
saat ditekan ke ARM adalah logika ‘1’ (high).
C.
Rangakain Photodioda
Saat mendeteksi cahaya sorot maka, akan memberikan
tegangan keluaran dari rangkaian dan masuk ke Pin GPA-2 adalah logika 1 yakni 5
volt.
D.
Kerja PIR (Passive Infra Red) dan
Penguatnya
PIR akan memberikan logika ‘0’ (low)
saat tidak mendeteksi gerakan dalam ruangan dan akan memberikan logika ‘1’
(high) saat mendeteksi gerakan manusia. Maka keluaran PIR adalah sebesar 3,3
Volt lalu dikutakan 1,5 kali sehingga keluaran tegnagan sebesar 5volt. Lalu,
keluaran tersebut masuk ke PIN GPB-1 pada ARM.
E.
Rangakain Penguat keluaran ARM untuk
Masukan Driver Solenoid
Keluaran tegangan ARM saat dihubungkan
ke rangkaian driver mengalami drop tegangan menjadi 1 volt, lalu dikuatkan 1,25 kali, supaya
masukan basis pada transistor driver minimal adalah 5v. Dengan tegangan ini,
mampu menggerakan solenoid lock door.
F.
Rangkaian Driver Solenoid
Driver hanya akan aktif atau konduksi
ketika mendapat input tegangan basis (VB)
5V dan arus 25mA. Keluaran
penguat driver adalah 5 volt, sehingga mampu mengaktifkan driver dan menggerakan
solenoid lock door.
V.
KESIMPULAN
1. Proses kerja
solenoida yaitu saat kode yang dimasukkan benar maka port A1 dari board arduino
akan mengirimkan sinyal berupa tegangan high “1” ke driver solenoid, maka
solenoid akan bekerja dan tombol LCD Proyektor akan tertekan 1 kali, lalu
kembali ke posisi semula yakni diberikan logika low “0” pada driver solenoid
tersebut.
2. Hasil pengujian
unjuk kerja dari alat menunjukkan bahwa semua modul input dan modul output yang
digunakan tidak mampu bekerja sesuai dengan rancangan. Pada bagian catu daya
(adaptor) telah mampu mencatu rangkaian driver dan Solenoid Lock. Namun, untuk
men-driver memerlukan arus input
5Volt, 25mA, sedangkan arus ARM adalah hanya
20mA dan 2 Volt, karena mengalami drop tegangan. Sehingga perlu
pemasangan penguat non inverting dari keluaran ARM untuk masukan driver.
3. Pada modul input yakni push button, PIR,
photodioda sudah dapat memberikan imput ke mikrokontroler ARM sesuai yang
diharapkan. Tetapi, modul output masih belum bekerja sesuai perencanaan, karena
kendala dalam pemrograman untuk membuat penundaan ketika ruangan tidak
mendeteksi gerakan manusia dan LCD proyektor masih menyala.
4. Transistor
digunakan sebagai saklar adalah tipe TIP41, karena transistor jenis ini tahan
panas, dan mampu bekerja pada arus yang besar.
VI. SARAN
1. Untuk
pemasangan kabel panjang, yang menghubungkan LCD proyektor dengan modul
diperlukan penguatan yang lebih besar.
2. Masih perlu
banyak belajar dalam pembuatan program ARM NUC120, agar sistem alat dapat
bekerja sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lapantech. Solenoid Door Lock. (http://lapantech.com/LY-01B-Solenoid-Door-Lock-arduino-kunci-pintu-otomatis, diunduh 7 Januari 2015)
Anonim. DT ARM NUC120. (http://www.mikron123.com/index.php/Board-Mikrokontroler/DT-ARM-NUC120/Detailed-product-flyer.html, diunduh 7 Januari 2015)
Anonim. LCD Proyektor. (http://rentallcdmalang.wordpress.com/category/tentang-lcd-proyektor/, diunduh 25 November 2014)
Ramakumbo, Ario
Gusti. 2012. “Magnetic Door Lock Menggunakan Kode Pengaman.Berbasis ATMega
328”. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Datasheet
DATA PENYUSUN
Nama penyusun Akbar Duta Pratama. Penyusun
dilahirkan di Cilacap tanggal 22 Juni
1995. Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Pertiwi 01 Semarang, SDN Gumilir
2Cilacap, SMPN 5 Cilacap, dan SMAN 3 Cilacap. Tahun 2012 penyusun telah
menyelesaikan pendidikan SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang
(Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan NIM. 3.32.12.0.02. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi 085777204402 atau melalui via email: akbardutapratama@yahoo.co.id.
Nama penyusun Jefri Arif Riyanto. Penyusun
dilahirkan di Grobogan tanggal 7 Juni 1994.
Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Kristen Purwodadi, SDN 02 Purwodadi, SMPN
1 Purwodadi dan SMAN 1 Purwodadi. Tahun 2012 penyusun telah menyelesaikan
pendidikan SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima
menjadi mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan NIM. 3.32.12.0.11. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai
penelitian ini, bisa menghubungi 08987937476 atau melalui via email: jefriarifriyanto@gmail.com.
Nama penyusun Rokhmatun
Zakiah Darajad. Penyusun dilahirkan di Semarang tanggal 15 Desember
1993. Penyusun telah menempuh pendidikan formal di TK Al Hidayah Banyumanik,
SDN Banyumanik 01-02 Semarang, SMPN 21 Semarang, dan SMAN 4 Semarang. Tahun 2012 penyusun telah menyelesaikan pendidikan
SMA lalu mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi
mahasiswa baru di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penyusun terdaftar dengan
NIM. 3.32.12.0.20. Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa
menghubungi 085640414662 atau melalui via email: rokhmazahra@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar